Rabu 31 Jul 2024 15:59 WIB

Elektabilitas Ibas Ungguli Budiman di Pilkada Luwu Timur 2024

Pilkada Luwu Timur diprediksi akan jadi pertarungan Budiman vs Ibas.

Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, memaparkan hasil survei mereka atas Pilkada Luwu Timur, Rabu (31/7/2024).
Foto: istimewa/doc pribadi
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, memaparkan hasil survei mereka atas Pilkada Luwu Timur, Rabu (31/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kurang 4 bulan jelang Pilkada Bupati Luwu Timur 2024,  elektabilitas Irwan bachri Syam (Ibas) telah melampaui petahana, Budiman. Pilkada Luwu Timur diprediksi jadi pertarungan head to head Budiman Vs Ibas.

Dalam survei pada Juni 2024, yang dilakukan LSI Denny JA, elektabilitas Ibas mencapai 44,3 persen. Angka ini terpaut 10 % dari Budiman yang mendapat dukungan 33,2%.

LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 440 responden di seluruh Kecamatan di Kabupaten Luwu TImur. Dengan 440 responden, margin of error survei ini sebesar 4.8 %. Survei dilakukan pada tanggal  3 -9 Juni 2024. 

Dalam siaran pers disebutkan, dari 10 nama yang diuji dalam survei, ada 8 nama yang bisa dikategorikan sebagai penantang (dua nama lainnya adalah petahana Budiman dan Akbar Andi Leluasa). Namun dari 8 nama tersebut, selain Ibas, tak ada cabup yang signifikan secara elektabilitas. Elektabilitas tokoh-tokoh tersebut rata-rata hanya di bawah 5 %. 

Dengan data Juni 2024, peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman, bisa dibilang pertarungan pilkada Luwu TImur per hari ini hanyalah pertarungan head to head dua tokoh yaitu Budiman versus Ibas. Pertarungan antara petahana dan Penantang. 

Angka elektabilitas kedua tokoh ini sudah terpaut di atas margin of error. Secara teori dan pengalaman, tentunya Ibas lebih diuntungkan dengan statusnya sebagai challenger (penantang). Sebaliknya sebagai petahana, Budiman dalam posisi yang lebih sulit. 

Budiman, menurut Ikrama, seharusnya memiliki elektabilitas yang tinggi. Namun 4 bulan jelang pilkada, elektabilitas Budiman yang kalah dari IBAS sebagai penantang, mengindikasikan bahwa publik Luwu Timur tak menginginkan kepemimpinan saat ini berlanjut. Mereka ingin perubahan dan pergantian kepemimpinan. 

Mengapa hanya Ibas yang muncul sebagai penantang yang moncer? LSI Denny JA menemukan sejumlah alasan. Pertama, Ibas adalah cabup paling disukai. Meskipun popularitas masih mencapai 86.8 %, dan di bawah petahana, namun tingkat kesukaan IBAS paling tinggi dibanding semua cabup lainnya yaitu sebesar 90.3 %. 

Kedua, Ibas dianggap lebih mampu memajukan Luwu Timur. Sebanyak 48,5%  responden memilih ibas dan Budiman dipilih sebesar 30,2%. Ketiga, Ibas diuntungkan oleh sentiment publik yang menilai “daerah gini gini aja”  sebesar 50,8% menilai kehidupan mereka selama 5 tahun ke belakang sama saja, dan 10,3 % menyatakan kehidupan mereka lebih buruk.

Keempat, Ibas adalah kandidat yang paling banyak memiliki irisan suara dengan kandidat lain. Dari simulasi pertanyaan 10 nama Ketika diturunkan menjadi dua nama, angka elektabilitas Ibas naik 7,8%.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement