Selasa 23 Jul 2024 15:16 WIB

Sejarah Fatayat NU, Banom Tempat Pemudi Nahdliyin

Fatayat NU berdiri pada 1950 yakni sejak Muktamar NU ke-18.

Logo Fatayat NU
Foto:

Begitu resmi terbentuk, Fatayat NU melakukan konsolidasi di pelbagai kota. Di Malang, hadir perwakilan tiga cabang di Jawa Timur. Di Solo, forum diikuti representasi enam cabang di Jawa Tengah. Kemudian, di Bandung hadir wakil lima cabang Jawa Barat. Selanjutnya, pada Juli 1951, Fatayat NU menerbitkan majalah Melati sebagai wadah komunikasi antar-kader.

Hingga tahun 1961, cabang-cabang Fatayat NU menyebar sampai ke Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Setahun kemudian, dibentuklah Fatayat NU Serbaguna (Fatser), seiring dengan pembentukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) oleh GP Ansor. Mereka dapat gemblengan fisik dan mental untuk mengimbangi gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) kala itu.

Muktamar NU ke-24 pada 1967 diikuti Fatayat NU sebagai salah satu partisipan. Namun, Fatayat dan Muslimat NU menyelenggarakan kongres secara terpisah tiga bulan kemudian. Beberapa rekomendasi penting dari kongres tersebut adalah desakan kepada pemerintah agar membersihkan aparatur pusat hingga daerah dari oknum G-30-S/PKI. NU pun mengimbau agar anggota PKI tak disertakan dalam Pemilu 1971.

Fokusnya tidak hanya di dalam, melainkan juga luar negeri. Fatayat NU antara lain meminta PBNU agar mendeklarasikan dukungan kepada bangsa Arab, khususnya Palestina, yang sedang menghadapi agresi Israel.

Sejak Muktamar NU di Semarang, Jawa Tengah, pada 1979, Fatayat NU semakin menggiatkan konsolidasi organisasi. Kongres ini menghasilkan kepengurusan yang baru dari kader-kader muda. Para kadernya yang sebelumnya memimpin Fatayat banyak ditarik masuk dalam Muslimat NU.

Upaya konsolidasi kepengurusan cukup berhasil. Fatayat NU tercatat mempunyai lebih dari 69 ribu anggota dari sekitar 300 cabang. Cakupannya tersebar mulai dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, hingga Papua.

Fatayat NU juga terus menguatkan kerja sama, baik dengan pihak-pihak di dalam maupun luar negeri. Banom NU ini tercatat pernah berkolaborasi dengan Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PPPA, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain itu, Fatayat NU juga bermitra dengan Woman International Club (WIC), UNICEF, dan Ford Foundation. Pernah pula mengirimkan utusannyauntuk pertukaran pemuda Indonesia-Malaysia.

Berikut daftar ketua umum PP Fatayat NU dari masa ke masa.

  • Murtasiyah, Chuzaiman Mansur, dan Aminah Mansur (1950-1952)
  • Nihayah Bakri (1952-1956)
  • Hj Aisyah Dahlan (1956-1959)
  • Nihayah Maksum (1959-1962)
  • Hj Malichah Agus Salim (1962-1979)
  • Hj Mahfudhoh Aly Ubaid (1979-1989)
  • Hj Sri Mulyani Asrori (1989-2000)
  • Hj Maria Ulfah Anshor (2000-2010)
  • Hj Ida Fauziyah (2010-2015)
  • Anggia Ermarini (2015-2022)
  • Margaret Aliyatul Maimunah (2022-2027)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement