REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Di tengah kekurangan tenaga kerja, jumlah lanjut usia (lansia) bekerja di Jepang mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah. Populasi lansia bekerja di negara tersebut tercatat mencapai rekor 9,14 juta orang tahun lalu, menurut data terbaru Kementerian Dalam Negeri Jepang.
Total populasi lansia Jepang yang berusia 65 tahun ke atas tercatat sebanyak 36,25 juta orang, dengan 25,2 persen di antaranya bekerja, lapor lembaga penyiaran publik NHK. Dari total populasi lansia, sebanyak 15,72 juta adalah berjenis kelamin pria.
Data dari kementerian menunjukkan bahwa jumlah pria lansia bekerja menurun sebesar 40 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 5,34 juta orang. Sementara, jumlah wanita lansia bekerja meningkat sebesar 50.000 orang menjadi 3,8 juta orang.
Saat Jepang merayakan Hari Penghormatan Lansia pada Senin (16/9/2024), negara tersebut mencatat penurunan populasi terbesar dalam sejarah tahun lalu, dengan penurunan signifikan sebanyak 861 ribu penduduk. Perubahan demografis ini, yang diamati di berbagai provinsi, menyoroti tantangan berkelanjutan yang dihadapi Jepang terkait populasi yang menua dan angka kelahiran yang menurun.
Populasi Jepang menurun dari 122,42 juta pada 2022 menjadi 121,56 juta pada 2023, seperti yang dilaporkan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi pada Juli tahun ini. Fenomena ini menandai tahun ke-15 berturut-turut penurunan populasi dan penurunan terbesar sejak survei ini dimulai pada 1968.