Senin 16 Sep 2024 20:18 WIB

Anak Tersangka Percobaan Pembunuhan Donald Trump Ungkap Kaitan Sang Ayah dengan Ukraina

Trump selamat dari upaya pembunuhan saat berada di klub golf miliknya di Florida.

Mantan Presiden Donald Trump menyampaikan sambutan, saat ulang tahunnya yang ke-78, di Club 47 USA di Palm Beach Convention Center di West Palm Beach, Florida, AS, 14 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Mantan Presiden Donald Trump menyampaikan sambutan, saat ulang tahunnya yang ke-78, di Club 47 USA di Palm Beach Convention Center di West Palm Beach, Florida, AS, 14 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Seorang pria 58 tahun bernama Ryan Wesley Routh ditangkap dalam kasus dugaan percobaan pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Oran Routh, anak dari sang tersangka, mengatakan bahwa ayahnya pernah bepergian ke Ukraina dan sangat antusias dengan situasi di negara Eropa timur itu.

“Ayah saya pergi ke sana dan melihat orang-orang... berperang dan mati,” kata Oran Routh seperti dikutip oleh The Guardian.

Baca Juga

Oran mengaku tidak puas dengan Trump yang menolak menjawab apakah calon presiden AS dari Partai Republik itu ingin Ukraina menang dalam perang melawan Rusia. Dia menambahkan, bahwa Trump dianggap tidak berbuat apa-apa untuk Ukraina.

Oran juga mengaku belum bisa berbicara dengan ayahnya atau mendapatkan penjelasan lengkap soal penyelidikan atas upaya pembunuhan itu. Senada dengan pengakuan Oran, menurut anggota kongres Marjorie Taylor Greene dan warganet, tersangka memang "terobsesi" dengan konflik di Ukraina.

Routh disebut mengunjungi Kiev dan terlibat dalam perekrutan warga asing untuk menjadi tentara Ukraina. Namun, informasi tersebut belum secara resmi dikonfirmasi.

Ini adalah upaya percobaan pembunuhan yang kedua terhadap Trump. Pada Juli lalu, Thomas Matthew Crooks (20 tahun) berupaya membunuh Trump di sebuah acara kampanye di Pennsylvania.

Tembakan Crooks hanya mengenai telinga Trump, tetapi menewaskan seorang hadirin dan melukai dua orang lainnya. Seorang penembak jitu Dinas Rahasia AS lalu menembaknya hingga tewas.

Adapun, penembakan kedua yang dilakukan oleh Ryan Routh terjadi pada Ahad (15/9/2024) di klub golf milik Trump di Florida. Menurut penegak hukum, para agen Dinas Rahasia menembak pelaku yang bersembunyi di semak-semak.

Trump tidak terluka dalam insiden itu. Pelaku berusaha kabur dari tempat kejadian, tetapi kemudian berhasil ditangkap.

Sebuah senapan AK-47 dengan bidikan teleskopik, dua ransel, dan sebuah kamera GoPro ditemukan di dekat kejadian. Biro Investigasi Federal (FBI) ikut menyelidiki kasus tersebut.

Menyusul kasus pertama pada Juli, Michael Plati, Asisten Direktur Kantor Operasi Perlindungan menyatakan berhenti karena menganggap Dinas Rahasia AS gagal mengamankan kampanye itu. Akibat dari kasus tersebut, Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle juga mengundurkan diri pada Juli setelah menerima banyak kecaman.

 

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement