REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- FIFA sedang menyelidiki video yang beredar di media sosial yang menunjukkan anggota tim nasional Argentina menyanyikan lagu-lagu tentang pemain Prancis dengan cara yang menurut Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) "rasis dan diskriminatif".
FFF mengatakan pada Senin (15/7/2024) lalu bahwa mereka akan mengajukan protes kepada badan sepak bola global tersebut atas video itu. Di dalamnya para pemain Argentina bernyanyi tentang keturunan Afrika dan mengolok penyerang Prancis Kylian Mbappe.
Video tersebut diunggah oleh gelandang serang Argentina Enzo Fernandez di Instagram di tengah perayaan tim menyusul kemenangan 1-0 atas Kolombia pada final Copa America.
"FIFA mengetahui adanya video yang beredar di media sosial dan insiden tersebut sedang diselidiki," kata juru bicara FIFA dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Kamis (18/7/2024). "FIFA mengutuk keras segala bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh siapa pun termasuk pemain, penggemar, dan ofisial."
Fernandez kemudian meminta maaf di media sosial, dengan mengatakan dia "terjebak dalam euforia perayaan".
"Nyanyian tersebut mengandung bahasa yang sangat menyinggung dan sama sekali tidak ada alasan untuk kata-kata tersebut," tulisnya.
Rekan setim Fernandez di klub Chelsea, Wesley Fofana, sebelumnya menggambarkan video itu sebagai "rasisme tanpa hambatan".
Namun, Wakil Presiden Argentina Victoria Villarruel membela Fernandez dan timnya, dengan mengatakan dia tidak akan mentolerir tindakan negara penjajah.
“Tidak ada negara kolonialis yang akan mengintimidasi kami karena lagu kami di lapangan atau karena kami mengatakan kebenaran yang tidak ingin mereka akui,” tulis Villarruel di akun X-nya.
“Argentina adalah negara yang berdaulat dan bebas. Kami tidak pernah memiliki koloni atau warga negara kelas dua. Kami tidak pernah memaksakan cara hidup kami pada siapa pun.
"Tetapi kami juga tidak akan menoleransi mereka melakukan hal itu kepada kami.... Enzo, saya mendukung Anda, (Lionel) Messi, terima kasih atas segalanya! Rakyat Argentina selalu mengangkat kepala Anda tinggi-tinggi."
Chelsea mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa segala bentuk perilaku diskriminatif sama sekali tidak dapat diterima.
“Kami bangga menjadi klub yang beragam dan inklusif di mana orang-orang dari semua budaya, komunitas, dan identitas merasa diterima,” kata klub Liga Primer Inggris itu.
Mbappe dan pemain keturunan Afrika lainnya di tim Prancis mendapat pelecehan rasis di media sosial setelah kalah dari Argentina di final Piala Dunia 2022, sehingga mendorong menteri senior kabinet Prancis meminta FIFA untuk menyelidikinya.