Rabu 17 Jul 2024 14:56 WIB

Dokumentasi Republika: Gus Dur Tegaskan tak Akan Korbankan Palestina

Presiden Abdurrahman Wahid bertemu Yasser Arafat di Yordania.

Yasser Arafat dan KH Abdurrahman Wahid.
Foto:

Hangat

Pertemuan antara Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Yasser Arafat, dilukiskan Alwi Shihab, berlangsung hangat dan konstruktif. Pohon-pohon zaitun yang merimbumi Istana Al-Nadwa, laiknya saksi kehangatan pertemuan tersebut. Pertemuan yang berlangsung di salah satu ruangan di Istana Al-Nadwa, menurut Abdurrahman, memang atas kehendaknya. Semula Kepala Negara memperkirakan pertemuan itu berlangsung di salah satu tempat di perbatasan Israel-Jordania. Namun ternyata Yasser Arafat bersedia ke Istana Al-Nadwa, tempat Kepala Negara berada selama di Jordania.

Yasser Arafat tiba sekitar pukul 12.20 (17.20 WIB) di Istana Al-Nadwa dengan menggunakan mobil Mercy. Yasser dengan busana khasnya -- seragam militer bewarna coklat serta kaffiyeh menutupi kepala -- segera menuju ke ruang pertemuan. Beberapa saat kemudian, Abdurrahman masuk ke ruang tempat Yasser menunggu.

Begitu bertemu, kedua pemimpin itu bersalaman dan berangkulan akrab. Kepala Negara yang mengenakan jas bewarna gelap, langsung terlibat pembicaraan singkat dengan Yasser Arafat. Keduanya menggunakan bahasa Arab. Sebelum pembicaraan resmi, Yasser Arafat menyerahkan kenang-kenangan kepada Kepala Negara. Kenang-kenangan itu berupa replika Masjidil Aqsa yang terbuat dari batu marmer. Pada pembicaraan tahap pertama, Kepala Negara didampingi Menlu Alwi Shihab. Sedangkan Yasser Arafat didampingi antara lain Dubes Palestina untuk Indonesia. Pembicaraan tahap pertama ini berlangsung sekitar 10 menit.

Kemudian, kedua pemimpin tersebut, menginginkan pembicaraan 'empat mata'. Maka Presiden Abdurrahman dan Yasser Arafat pindah ke ruang sebelah. Pembicaraan 'empat mata' ini hanya berlangsung sekitar lima menit. Seusai bertatap muka, Abdurrahman mengantarkan Yasser Arafat hingga mobil. Saat menuju mobil, Yasser Arafat menjawab beberapa pertanyaan wartawan. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang selalu mendukung Palestina. Apalagi Presiden yang baru terbukti memberikan perhatian khusus kepada rakyat Palestina," ujarnya.

Sebelumnya pada pagi hari, Kepala Negara berziarah ke makam raja-raja Jordania. Kompleks makam raja yang dinamakan Istana Raja yang berada di kompleks Istana Raja Jordania. Di awal ziarah, Kepala Negara meletakkan karangan bunga di atas pusara alm Raja Husein. Kemudian dilanjutkan di makam Raja Talal bin Abdullah, dan terakhir di makam Raja Abdullah I. Sebelum bertemu dengan Yasser, Kepala Negara pun bertatap muka dengan Emir Kuwait Jabar Al Ahmed Alsabah dan Emir Qatar Sheik Hamad bin Khalifah. Dari pertemuan tersebut, kedua emir tersebut mencetuskan harapannya, agar Aceh tetap menjadi bagian RI.

Bahkan, menurut Menlu Alwi Shihab kepada wartawan dalam penerbangan dari Qatar ke Amman, Selasa petang, Emir Kuwait mendesak rakyat Aceh untuk tidak memisahkan diri dari kesatuan RI, agar tidak merugikan umat Islam di Indonesia. Bahkan, menurutnya, Emir Kuwait berjanji siap memberikan bantuan bagi pembangunan di Aceh. Jumlah dana dan bentuk proyeknya, akan dibicarakan pada sidang komisi bersama Kuwait-RI, setelah Lebaran tahun depan, di Jakarta.

Tak hanya Kuwait yang menjanjikan bantuan untuk menuntaskan permasalahan di Aceh. Alwi pun menyebutkan, Emir Qatar pada pertemuan dengan Kepala Negara, berjanji akan berusaha mengusulkan rekomendasi tentang penyelesaian masalah Aceh, pada KTT OKI akhir tahun 2000. Pada KTT tersebut, Qatar bertindak sebagai tuan rumah.

Menyinggung kunjungannya ke negara-negara Timur Tengah, Kepala Negara mengungkapkan, Indonesia menaruh perhatian ke kawasan Timur Tengah yang memiliki kekuatan ekonomi. "Selama ini, perhatian kita terpaku kepada Amerika dan Jepang. Sekarang selain menjaga hubungan yang ada, kita jalankan hubungan dengan Timur Tengah," kata Abdurrahman sembari mengimbau pengusaha Indonesia menggarap pasar di Qatar dan Kuwait.

Sejauh ini belum diketahui hasil pembicaraan Kepala Negara dengan Raja Abdullah. Dijadwalkan, hari ini (25/11/1999) Kepala Negara menjadi pembicara kunci pada acara world conference on religion and peace yang dibuka Raja Abdullah II bertempat di Royal Culture Centre, Amman, Jordania.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement