Kamis 18 Jul 2024 04:45 WIB

Kisruh Lima Intelektual Nahdliyin, Kemenlu RI: Tak Ada Rencana Normalisasi dengan Israel

Posisi Indonesia tetap teguh mendukung kemerdekaan Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Beredar foto lima warga Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Harzog
Foto: Istimewa
Beredar foto lima warga Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Harzog

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI enggan menanggapi video salah satu tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang mengatakan hendak mengupayakan normalisasi diplomatik dengan Israel. Namun Kemlu RI menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki rencana demikian.

"Yang bisa saya pastikan adalah tidak ada rencana pemerintah untuk lakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel saat ini, apalagi pada saat situasi seperti ini di mana kekerasan yang dilakukan oleh Israel di Gaza masih terus berlangsung," kata Juru Bicara Kemenlu RI Roy Soemirat dalam pesan tertulis kepada Republika, Rabu (17/7/2024).

Baca Juga

"Selain itu, kami tidak bisa memberikan komentar mengenai klaim dari pihak manapun yang mengaku sedang melakukan aktivitas untuk membantu normalisasi hubungan (dengan Israel)," tambah Roy. 

Dia menegaskan posisi Indonesia tetap teguh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka solusi dua negara. Sebelumnya, satu dari lima tokoh muda NU yang belum lama ini berkunjung ke Israel, Zainul Maarif, mengatakan bahwa kedatangan mereka ke negara tersebut bertujuan mengupayakan normalisasi diplomatik Indonesia-Israel. 

 

"Dan kedua, apa yang menjadi misi kedatangan kami ke sini adalah bahwa kami ingin membuat hubungan baik antara Israel dan Indonesia, untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara ini," kata Zainul saat berpidato dalam sebuah acara di Israel. 

 

Rekaman video saat Zainul berpidato sudah viral di media sosial dan menuai gelombang kritik dari publik. Dia dinilai antipati terhadap penderitaan dan pembantaian rakyat Palestina di Jalur Gaza. 

 

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sudah mengatakan bahwa kedatangan lima tokoh mudanya ke Israel tidak mewakili lembaga. Dia pun meminta maaf dan menyampaikan bahwa orang-orang terkait akan menghadapi sidang etik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement