Selasa 09 Jul 2024 11:08 WIB

Bukan 38 Ribu, Studi Sebut Serangan Israel ke Gaza Bunuh 186 Ribu Orang, Bom AS Berperan

Perhitungan tersebut memasukkan mereka yang meninggal akibat malnutrisi dan sakit.

Perempuan  memegang jenazah putrinya, Zena Naser, yang syahid akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Selasa, 25 Juni 2024.
Foto:

Bom tersebut, selain membunuh secara langsung, juga menghancurkan infrastruktur di Jalur Gaza, sehingga memperburuk situasi krisis yang menyebabkan korban tewas terus bertambah.

Hancurnya fasilitas kesehatan, jaringan distribusi makanan, dan sistem sanitasi membuat warga Gaza yang masih bertahan terpaksa hidup dalam kondisi yang amat memprihatinkan.

"Jumlah korban tewas diperkirakan besar karena intensitas konflik, hancurnya sistem kesehatan, kelangkaan makanan, air bersih, dan tempat tinggal, ketidakmampuan warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman dan hilangnya pendanaan ke UNRWA," demikian bunyi kajian yang dirilis The Lancet.

Kajian itu juga menyoroti kehancuran masif di Gaza kian mempersulit upaya menghimpun data korban tewas secara akurat.

Israel tak kunjung berhenti menyerbu Jalur Gaza. Agresi yang telah berlangsung lebih dari 9 bulan itu telah nyata meluluhlantakkan kawasan tersebut.

Padahal, Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel segera berhenti melangsungkan operasi militer ke kota Rafah di Gaza selatan, di mana lebih dari sejuta warga sipil mencari perlindungan dari perang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement