Senin 24 Jun 2024 11:50 WIB

Depopulasi di Jepang-Korsel, Potensi Resesi Seks di Indonesia, dan Warning Kiai Ma'ruf

Pemerintah Indonesia mewaspadai ancaman depopulasi pada 2045.

Pekerja melintas di pelican crossing di kawasan Perkantoran Sudirman, Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Foto:

 

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada Mei 2023 mengatakan, proyeksi kependudukan perlu diantisipasi semua pihak. Wapres pun meminta agar masyarakat yang belum menikah agar tidak menunda-nunda pernikahan. "Jumlah penduduk usia muda mengecil, yang tua-tua makin banyak. Ini, saya kira, anjurannya itu supaya ada keseimbangan, jadi jangan menunda nikahnya," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangan pers seusai memberikan arahan dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, di Jakarta Convention Center, Selasa (16/5/2023).

Kiai Ma'ruf menekankan, perlambatan jumlah penduduk perlu diantisipasi. Jika perlambatan terus terjadi, penduduk Indonesia yang berusia lanjut bisa saja akan menjadi komposisi yang lebih banyak. "Sementara yang muda yang produktif itu rendah," ujarnya.

Karena itu, dia meminta Bappenas menyusun peta jalan baru mengenai keseimbangan penduduk di Indonesia pada 2045. Berdasarkan data dari proyeksi penduduk 2020-2050, proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045. Sementara itu, penduduk usia 65 tahun ke atas naik signifikan dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045.

Penurunan juga terjadi pada penduduk usia kerja (15-64 tahun), dari 69,28 persen pada 2020 menjadi 65,79 pada momentum 100 tahun Indonesia. Adapun jumlah penduduk diperkirakan mencapai 324 juta orang pada 2045. "Saya pikir mengenai program keluarga berencana itu harus dilakukan perencanaan yang baru dan disesuaikan, sebab kalau itu prediksinya benar maka akan berbahaya," ujarnya.

sumber : Tim Republika

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement