Sabtu 08 Jun 2024 15:12 WIB

Ini Senjata Mematikan Hizbullah yang Sulit Dicegat Israel

Rudal Almas dapat mengunci targetnya sejak awal atau dipandu dari jarak jauh.

Rep: Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Penampakan peluncur Iron DOme yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).
Foto:

Asaad mengatakan Hizbullah kemungkinan menargetkan unit Iron Dome dengan Almas 3, yang memiliki jangkauan dan optik lebih baik, serta hulu ledak destruktif yang lebih besar dibandingkan versi 1 dan 2.

"Almas 3 tidak diragukan lagi merupakan senjata serius yang tidak dapat dilawan oleh Israel. Hal ini dipandu oleh sistem panduan elektrooptik yang terhubung ke kabel relay serat optik, sehingga tidak mungkin terjadi kemacetan atau counter,” kata analis.

Israel telah menggunakan Iron Dome untuk mencegat roket yang ditembakkan oleh Hamas dan Hizbullah sejak diperkenalkan pada tahun 2011.

Iron Dome menembak jatuh roket jarak pendek dengan menggunakan rudal pencegat Tamir dan teknologi radar.  Sistem ini telah menjadi bagian integral dari persenjataan pertahanan Israel.

Setiap baterai Iron Dome, yang terdiri dari tiga hingga empat peluncur, dapat berharga hingga 100 juta dolar AS, sebuah angka yang tak sedikit.  Israel mengklaim tingkat intersepsi Iron Dome adalah sekitar 90 persen, meskipun beberapa ahli memperkirakan angka tersebut mendekati 80 persen

“Hizbullah dan Iran mengirimkan pesan yang paling jelas kepada Israel. Hal ini menempatkan pemerintah ekstremis Israel di bawah ancaman yang tidak dapat mereka lawan,” kata Assad.

Hizbullah baru-baru ini menunjukkan berbagai jenis senjata yang mereka bawa, yang diperkirakan memiliki 130.000 roket dan rudal.

Selama dua minggu terakhir, mereka menembak jatuh sebuah drone pengintai besar, Hermes 900, dengan rudal permukaan-ke-udara dan untuk pertama kalinya meluncurkan satu skuadron drone peledak menuju markas militer di Galilea.

Pada hari Rabu, Hizbullah mengeklaim serangan drone “kamikaze” terhadap posisi militer di kota Hurfeish, 3 km dari perbatasan, yang menewaskan seorang tentara dan melukai 12 lainnya.

Serangan tersebut terjadi setelah kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke wilayah utara Israel, di mana ia memperingatkan bahwa Israel siap untuk mengambil tindakan yang sangat keras.

Pada akhir Mei, kelompok tersebut mengerahkan senjata jenis baru, sebuah drone serang bersenjata yang dilengkapi dengan dua roket S-5, pada posisi militer di kota Metula, Israel utara, menandai serangan udara pertamanya terhadap Israel.

 “Di masa lalu, senjata apa pun bisa dilawan, namun saat ini Hizbullah berdiri dengan teknologi canggih seperti drone dan peluru kendali yang kebal terhadap teknologi Israel,” kata Asaad.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement