Jumat 07 Jun 2024 07:56 WIB

Kala Dalit dan Muslim Tumbangkan Modi di Rumah Kuil Rama

Sentimen nasionalisme Hindu jadi bumerang bagi Modi di Uttar Pradesh.

Umat Islam memeriksa nama mereka di daftar pemilih saat mereka tiba untuk memilih di desa Nahal, negara bagian Uttar Pradesh, India, pada 26 April 2024.
Foto:

Persoalan ekonomi jadi salah satu alasan warga menolak BJP. “Kami sangat senang dengan kuil tersebut tetapi masyarakat sudah muak dengan BJP,” kata Rakesh Yadav, ketua Ayodhya Vyapar Mandal, sebuah badan pedagang.

Dia mengatakan ada kemarahan di kalangan pemilik usaha kecil karena menerima kompensasi yang lebih rendah dari yang diharapkan ketika toko-toko mereka dibongkar selama pembangunan kembali Ayodhya menjelang peresmian kuil. “Masyarakat tidak selalu terpikat pada politik kasta atau kuil-masjid. Mereka juga ingin melihat pembangunan, itulah sebabnya hasilnya mungkin akan mengejutkan kita semua,” tambahnya.

Selain itu, ada juga persoalan antarkasta. Slogan yang menegaskan bahwa aliansi yang dipimpin BJP akan memenangkan 400 kursi membuat takut banyak kaum Dalit. Mereka takut partai tersebut akan mengubah konstitusi yang selama ini dirancang untuk melindungi dan memberikan afirmasi pada kasta-kasta rendah. Mereka ingin mengubah konstitusi India dan menghabisi lowongan pekerjaan,” kata Gautam Rane, seorang aktivis Dalit yang berkampanye melawan BJP dikutip Aljazirah.

OBC dan Dalit selama ini diberikan status reservasi dan afirmasi 21 persen kuota pekerjaan dan pendidikan. Ini untuk membalik ratusan tahun penindasan yang mereka alami dalam sistem kasta di India. BJP yang ingin mengubah India dari negara sekuler menjadi negara Hindu, dinilai punya tendensi kembali pada sistem kasta tradisional di India.

Dengan menyerang klaim BJP itu, aliansi oposisi INDIA, berdasarkan data awal, berhasil menyatukan koalisi Dalit, OBC, dan Muslim di banyak wilayah di negara bagian tersebut.

Rane mengatakan banyak pemilih Dalit yang meninggalkan Partai Bahujan Samaj (BSP), yang telah lama memimpin masyarakat di UP, karena mereka merasa saat ini terlalu lemah untuk menghadapi BJP. BSP masih memenangkan 9 persen suara di negara bagian tersebut tetapi kalah di semua daerah pemilihan: BSP memenangkan 10 kursi pada tahun 2019.

Sementara itu, komentar Modi terhadap umat Islam selama kampanye juga jadi bumerang di Uttar Pradesh. Ia menyebut Muslim sebagai “penyusup” membuat marah umat Islam dan akhirnya mendukung sepenuhnya aliansi oposisi, kata Nawab Hussain Afsar, editor harian Urdu yang berkantor pusat di Lucknow, ibu kota negara bagian.

Sekian lama ditindas di bawah bayang-bayang Hindutva, kasta-kasta rendah bergabung dengan Muslim akhirnya membalas dengan dengan suara mereka di TPS.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement