Di antara puluhan tokoh yang mendaftar ikut pilpres Iran termasuk pejabat keamanan senior dan mantan negosiator nuklir, Saeed Jalili; mantan tigak kali juru bicara parlemen, Ali Larijani; Wali Kota Teheran Alireza Zakani; dan mantan bos bank sentral Iran, Abdolnasser Hemmati. Jaili saat ini menjadi wakil Khamenei di Dewan Tinggi Keamanan Nasional (SNSC) dan pernah menjadi kepala SNSC pada 2007 hingga 2013.
Ali Larijani, adalah figur konservatif yang berasal dari keluarga kuat secara politik di Iran. Dia disebut sebagai satu-satunya kandidat yang mungkin akan mendapatkan suara signifikan jika Dewan Penjaga menerima pendaftarannya. Pada pilpres 2021, Larijani tak lolos kualifikasi.
Meski tak lolos kualifikasi pada pilpres terakhir, Larijani adalah figur top pertama yang mengumumkan pencapresannya pada Jumat pekan lalu. Tim kampanyenya merilis video berisi konten sinematik dengan narasi proses Larijani menuju gelanggang pencapresan.
Setelah pemilu legislatif dan pemilu presiden terakhir di Iran mencetak rekor angka partisipasi terendah dalam 45 tahun sejarah Republik Islam Iran, angka partisipasi juga akan menjadi tantangan di pilpres tahun ini. Pada Ahad (2/6/2024), pusat penelitian di parlemen Iran mengumumkan hasil survei, bahwa 53,4 persen rakyat Iran siap datang ke TPS pada hari pencoblosan, di mana 28,9 persen menyatakan masih enggan.
Angka partisipasi itu sedikit di atas 48 persen saat Raisi terpilih sebagai presiden, dan juga lebih tinggi dari angka partisipasi saat pemilu legislatif pada Maret lalu sebesar 42 persen.
Dewan Penjaga dijadwalkan akan mulai menyaring para pendaftar sejak Selasa (4/6/2024) hingga enam hari ke depan. Kandidat capres yang berhak ikut pilpres Iran kemudian akan diumumkan pada 11 Juni 2024.
Ikuti Whatsapp Channel Republika