Ahad 02 Jun 2024 12:29 WIB

Susahnya Ungkap Resep Sukses Madrid di Eropa: Para Bintang, DNA Juara, atau Keberuntungan?

Madrid

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti merayakan gelar juara Liga Champions 2023/224 setelah mengalahkan Borussia Dortmund 2-0 pada final di Stadion Wembley, London, Ahad (2/6/2024) dini hari WIB.
Foto:

Apakah mereka memenangkan pertarungan taktis? Tidak. Apakah juara Spanyol itu menampilkan superioritas mereka di atas kertas pada tim yang berada di posisi kelima di Bundesliga? Rupanya tidak.

Apakah pemain Brasil Vinicius menyiksa bek kanan Dortmund asal Norwegia Julian Ryerson atau bek tengah veteran Mats Hummels? Secara sporadis ya, tapi tidak secara taktikal.

Apakah Jude Bellingham bersinar di final Liga Champions pertamanya? Tidak juga. Faktanya, mantan gelandang Dortmund berusia 20 tahun itu memainkan salah satu pertandingan yang paling tidak efektif dalam musim pertamanya yang luar biasa di Bernabeu.

Madrid adalah Madrid

Namun semua itu tidak berarti karena Los Blancos memenangkan final Eropa ke-11 berturut-turut, kekalahan terakhir mereka di final terjadi 41 tahun lalu saat melawan Aberdeen di Piala Winners, kompetisi yang terakhir kali diputar pada musim 1998/1999. Madrid takluk 1-2 dari klub Skotlandia tersebut.

"Itu sulit. Saya tidak suka level permainan kami. Pada babak pertama, kami menderita; di babak kedua, kami kehilangan bola lebih sedikit dan bermain lebih baik -- tetapi itu semua sekarang menjadi detail yang remeh. Kami menang. Mimpi itu terus berlanjut," kata Ancelotti dikutip Reuters.

Madrid tidak memiliki metode yang jelas pada babak pertama dibandingkan dengan Dortmund yang terlatih dengan baik yang melakukan segalanya dengan benar. Yang tak mereka kerjakan cuma satu: menjebol gawang Madrid. 

Namun, seperti manajer mereka yang cerdik di pinggir lapangan, para pemain Madrid yang berpengalaman menang tahu bahwa yang harus mereka lakukan hanyalah tetap tenang, menunggu waktu yang tepat, dan sejarah akan terulang kembali. Hummels dari Dortmund, yang mengalami patah hati di final Liga Champions untuk kedua kalinya, menyimpulkannya. 

"Kami bermain dengan keberanian dan kepahlawanan, tetapi kami gagal mencetak gol. Kemudian kami membuat kesalahan kecil dan Real mencetak gol. Mereka telah melakukannya seperti itu selama 100 tahun," katanya. 

 

Carvajal kini...

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement