REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MRT Jakarta bikin kejutan Jumat (31/5/2024) malam. Dilansir dari laman instagram @MRTJakarta, di situ disebutkan bahwa pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari nanti akan berlangsung simulasi pengamanan di kereta MRT Jakarta.
"Akan dilakukan kegiatan 'simulasi ancaman terorisme (penyanderaan) pada Jumat-Sabtu mulai pukul 22.00-02.00 WIB," demikian bunyi pengumuman yang disampaikan MRT Jakarta tersebut.
Simulasi berlangsung di dua stasiun, yakni di Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Senayan. Tidak diberitahukan apakah simulasi itu melibatkan aparat keamanan antiterorisme seperti Detasemen Khusus 88 dari Polri atau dari TNI macam Satgultor.
MRT Jakarta diketahui berstatus objek vital nasional. Konsekuensi dari hal ini adalah, pengamanan MRT Jakarta dilakukan oleh Polri dan TNI. Hal ini pernah disampaikan oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi pada Februari tahun lalu.
"Jalur, seluruh stasiun, kawasan depo, hingga fasilitas pendukungnya seperti gardu listrik merupakan objek vital nasional," kata Muhammad. Ia melanjutkan, "Dengan penetapan ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan terus menjalin kerja sama yang solid dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dalam menentukan konfigurasi standar pengamanan baik kekuatan personil maupun sarana prasarana pengamananannya."
Simulasi pengamanan ini berlangsung sehari setelah peristiwa jatuhnya material konstruksi di dalam jalur MRT di Stasiun Blok M, di dekat gedung Kejaksaan Agung. Akibat jatuhnya material yang dibawa oleh crane tersebut, pada Kamis sore hingga malam hari, operasional MRT Jakarta harus berhenti.
Belum diketahui apa penyebab jatuhnya material di lintasan MRT tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu. Saksi bernama Nurul, seperti dikutip Antara, mengatakan bahwa saat kejadian ia mendengar dentuman keras dan melihat percikan api di rangkaian kereta MRT.
Material yang jatuh itu berasal dari proyek pembangunan gedung di Kejagung. Proyek dijalankan oleh kontraktor Hutama Karya. Hutama Karya sudah meminta maaf terkait jatuhnya material itu, namun belum menjelaskan apa penyebab dan apakah ada unsur kelalaian manusia di situ.