Selasa 14 May 2024 10:43 WIB

Operasi Modifikasi Cuaca Digelar demi Cegah Banjir Bandang Susulan di Sumbar

Hingga hari ini tercatat 50 korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Sumbar.

Warga melihat rumahnya yang rusak akibat banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). menyatakan, 28 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan aliran lahar dingin dari gunung Marapi yang melanda sejumlah desa di Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Foto: EPA-EFE/GIVO ALPUTRA
Warga melihat rumahnya yang rusak akibat banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). menyatakan, 28 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan aliran lahar dingin dari gunung Marapi yang melanda sejumlah desa di Tanah Datar dan Kabupaten Agam.

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan teknologi modifikasi cuaca di lokasi-lokasi terdampak banjir lahar dingin dan banjir bandang Sumatera Barat (Sumbar) guna mengantisipasi bencana susulan. BMKG sebelumnya memprakirakan potensi hujan lebat masih akan terjadi di Sumbar sepeka ke depan.

"BMKG telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau lokasi banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumbar, Selasa (14/5/2024).

Baca Juga

Penerapan teknologi modifikasi cuaca mulai efektif dilakukan pada Rabu (15/5/2024). Dwikorita menjelaskan modifikasi cuaca yang dilakukan yakni mengupayakan agar tidak terjadi hujan di lokasi-lokasi bencana.

"Jadi, kita mengupayakan agar hujan tidak turun di lokasi bencana dan diturunkan di laut," kata Dwikorita.

Sebelum dilakukan modifikasi cuaca, BMKG memantau awan-awan hujan masih berada di sekitar laut dan mulai bergerak menuju daratan. Diperkirakan pukul 13.00 WIB akan turun hujan di sejumlah wilayah di Ranah Minang.

 

"Oleh karena itu, pendekatan atau metode modifikasi cuaca diperlukan agar hujan tidak terjadi di lokasi-lokasi terdampak bencana," ujar Guru Besar Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana UGM itu.

Pada Senin (13/5/2024), Dwikorita mengingatkan kepada masyarakat Sumbar, bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan. Seperti diberitakan sebelumnya, bencana banjir bandang melanda tiga kabupaten di Sumatra Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam.

"Prospek cuaca selama satu pekan ke depan masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Dwikorita.

Berdasarkan analisa BMKG, hingga tanggal 13 Mei 2024 berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Sedangkan, pada tanggal 14 Mei diperkirakan ada penurunan intensitas hujan menjadi ringan, lalu pada tanggal 15-17 Mei 2024 diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan lagi hingga tanggal 22 Mei 2024.

"Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga Galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan. Maka, masyarakat dihimbau untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor," ujar Dwikorita.

Menurut Dwikorita, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumbar yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padangpanjang. Dwikorita menjelaskan, berdasarkan analisa BMKG per tanggal 6 Mei 2024 telah terdeteksi adanya pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Aceh yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan secara intensif.

"Merespons hal tersebut, BMKG di hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di Sumatra Barat," ungkap Dwikorita.

 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement