Senin 06 May 2024 19:13 WIB

Seorang Perempuan Ditemukan Tewas Tergeletak di Kamar Kos, tak Ada Tanda Kekerasan

Penemuan jasad diketahui dari munculnya aroma tak sedap dari kamar korban.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Penemuan mayat (ilustrasi). Seorang perempuan asal Jember, Jawa Timur, berinisial S ditemukan tewas di kamar kos di Mataram, NTB.
Foto: Foto : MgRol_92
Penemuan mayat (ilustrasi). Seorang perempuan asal Jember, Jawa Timur, berinisial S ditemukan tewas di kamar kos di Mataram, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Seorang perempuan asal Jember, Jawa Timur, berinisial S ditemukan tewas di kamar kos di wilayah Pajang Barat, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/5/2024).

"Jadi, dari hasil identifikasi terungkap jenazah perempuan yang ditemukan meninggal dunia di kamar kos di wilayah Pajang Barat ini berinisial S asal Jember, Jawa Timur," kata Kepala Satreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama di Mataram, Senin (6/5/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, penemuan jenazah perempuan asal Jember tersebut pertama kali diketahui oleh masyarakat sekitar kos korban yang mencium bau tidak sedap. "Setelah ditelusuri, bau tidak sedap itu berasal dari salah satu kamar kos yang disewa korban," ujarnya.

Masyarakat kemudian melakukan pemeriksaan dan menemukan perempuan asal Jember tersebut sudah tidak bernyawa dengan posisi tergeletak di lantai kamar kos. "Mengetahui peristiwa itu, masyarakat informasikan ke Polsek," kata dia.

Menindaklanjuti informasi, Tim Identifikasi Polresta Mataram bersama unit reskrim Polsek setempat langsung turun ke lokasi dan melakukan evakuasi. "Kini jenazah korban sudah kami evakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan di lokasi, identitas korban terungkap setelah pihak kepolisian menemukan KTP yang sesuai dengan ciri-ciri korban. "Dari KTP, korban berusia 47 tahun dan statusnya janda cerai mati," ujar Yogi.

Saat ini pihak rumah sakit baru melakukan visum et repertum terhadap jenazah korban. Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan bekas atau tanda kekerasan pada bagian luar tubuh korban. "Jadi, tim forensik sejauh ini hanya sebatas visum luar saja, untuk autopsi belum bisa dilakukan karena harus menunggu persetujuan pihak keluarga," ucapnya.

Terkait dengan hal tersebut, Yogi mengatakan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan pihak perwakilan keluarga korban yang berada di Kota Mataram. "Jadi, pihak keluarga di Jember sudah mengetahui kabar ini, namun karena keterbatasan biaya, pihak keluarga menyerahkan kuasa kepada yang mewakili di Mataram," ujarnya. Dari adanya kuasa tersebut, Yogi menerangkan bahwa pihaknya kini sedang berkomunikasi dengan perwakilan keluarga korban terkait rencana autopsi untuk mengetahui secara lengkap penyebab korban meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement