REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo membantah anggapan bahwa Presiden Jokowi menjadi tembok penghalang bagi PDIP bergabung dalam koalisi partai politik pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Dia menegaskan, Jokowi bukan penghalang.
"Itu tidak benar. Sekali lagi, tidak benar bahwa anggapan Pak Jokowi itu sebagai tembok tebal ataupun halangan, sama sekali tidak," kata Saras kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (2/5/2024).
Keponakan Prabowo itu menyebut, pamannya dan Partai Gerindra terus berkomunikasi dengan elite PDIP. Bahkan, Prabowo berharap agar bisa berjalan terus.
"Komunikasi berjalan dengan baik. Dan tentunya Pak Prabowo berharap komunikasi itu bisa berjalan terus ke depan," ujar Saras.
Wacana pertemuan Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebenarnya sudah mengemuka dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pertemuan itu tak kunjung terwujud. Kini, Megawati merupakan satu-satunya ketua umum partai politik parlemen yang belum berjumpa Prabowo sejak usai pemungutan suara Pilpres 2024.
Partai Gerindra secara implisit mengakui bahwa mereka masih berupaya mewujudkan pertemuan tersebut. "Komunikasi itu sedang kita bangun. Komunikasi itu sedang kita rencanakan. Insya Allah (terjadi pertemuan antara Prabowo dan Megawati)," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra kepada wartawan di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) malam.
Sementara itu, PDIP menganggap Jokowi bukan lagi kader karena memihak ke kubu Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, para pengurus ranting PDIP ogah bergabung dengan Jokowi.