REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Peruri mencatat kenaikan pembuatan paspor yang signifikan selama 2023. Direktur Utama Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan peningkatan pembuatan paspor terjadi pascapandemi covid-19.
"Pascapandemi permintaan terhadap paspor tinggi sekali. Bisa dibilang 2,5 kali lipat," ujar Dwina saat konferensi pers bertajuk "Transformasi Peruri dan E-Govtech" di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Dwina menyampaikan peningkatan permintaan pembuatan paspor tak lepas dari fenomena masyarakat yang ingin berlibur ke luar negeri setelah pandemi. Dwina meyakini tren ini masih akan terus berlangsung pada tahun ini.
"Ada perubahan gaya hidup di mana alokasi masyarakat untuk hal-hal yang berkaitan experience dan travelling meningkat," sambung Dwina.
Dwina menyampaikan hal ini memengaruhi rencana pengembangan bisnis Peruri. Dwina memaparkan selama ini pendapatan utama Peruri ditopang oleh percetakan uang.
"Dulu kontribusi hampir semua dari percetakan uang atau 85 persen. Dengan portofolio makin banyak maka komposisinya berbeda, percetakan uang tetap dominan, tapi secara persentase berkurang bisa di bawah 70 persen," sambung Dwina.
Untuk itu, Dwina memastikan Peruri akan meningkatkan capital expenditure atau belanja modal untuk segmen paspor. Dwina mengatakan penguatan modal bertujuan agar Peruri dapat memiliki fasilitas pembuatan paspor yang menyeluruh.
"Sebelum ini Peruri cuma cetak saja, cover dan chip itu dari mana. Peruri memiliki rencana memiliki end to end fasilitas paspor," lanjut Dwina.
Dwina menilai rencana ini juga sejalan dengan komitmen Peruri dalam meningkatkan TKDN. Dwina mencontohkan keberhasilan Peruri yang telah memproduksi kertas untuk meterai melalui anak usaha, PT Kertas Padalarang. "Dua-tiga tahun terakhir, kertas kita 100 persen sudah dari PT Kertas Padalarang," kata Dwina.
Advertisement