Selasa 23 Apr 2024 19:59 WIB

Penyebab Gas SO2 Hasil Erupsi Gunung Ruang Menyebar Menurut Peneliti BRIN

Gas sulfur dioksida (SO2) hasil erupsi Gunung Ruang menyebar ke seluruh wilayah RI.

Pemandangan letusan Gunung Ruang di Pulau Sulawesi, Jumat, (19/4/2024).
Foto:

Sebelumnya, pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan udara di sekitar Gunung Ruang, masih mengandung gas sulfur dioksida (SO2) yang dilontarkan keluar saat gunung berapi itu erupsi beberapa hari lalu.

“Setiap kali ada erupsi gunung berapi pasti ada gas sulfur dioksida ini gas tersebut. Tidak hanya mengganggu masyarakat, tapi juga berdampak pada aktivitas penerbangan, seperti Gunung Ruang ini,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Menurut dia, gas sulfur dioksida tersebut tersebar ke udara bersamaan dengan erupsi Gunung Ruang, yang sampai saat ini menurut pantauan tim BNPB masih mengeluarkan asap dari puncaknya. Atas kondisi tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas sehingga terhindar dari gangguan atau infeksi saluran pernapasan akibat menghirup udara mengandung SO2 atau gas belerang dioksida itu.

BNPB pun mengumumkan batas zona aman bagi warga Tagulandang untuk beraktivitas, yakni pada radius empat kilometer dari puncak yang masih mengeluarkan asap itu. Batas zona tersebut didapatkan BNPB berdasarkan keputusan penurunan status Gunung Ruang oleh tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang sebelumnya level IV (Awas) menjadi level III atau (Siaga) pada Senin pagi pukul 09.00 WIB.

Atau bila sudah mengalami gejala gangguan saluran pernapasan seperti sesak dan sebagainya, kata dia, masyarakat segera melapor ke petugas tim siaga darurat bencana untuk mendapatkan perawatan medis.

“Kami sudah siagakan tim dokter dari TNI dan Polri untuk melakukan perawatan medis. BNPB juga memberikan bantuan masker yang seharusnya sudah bisa dimanfaatkan masyarakat saat ini,” ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement