Rabu 17 Apr 2024 07:10 WIB

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

OPM menyebut Paniai jadi zona perang menyusul peristiwa pembunuhan Danramil Aradide.

Rep: Bambang Noroyono, Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). (ilustrasI)
Foto:

Pada Ahad (14/4/2024), militer gabungan Indonesia, menurut Sebby sudah mulai melakukan peningkatan status keamanan di Paniai dengan melakukan berbagai aksi patroli dan sweeping di sejumlah kota penting wilayah Meepago. Yaitu dari mulai Nabire, Dogiayi, Deiyai, dan di Paniai.

“Pada hari yang sama juga militer Indonesia TNI dan Polri menggunakan seragam lengkap dengan senjata melakukan patroli jalan kaki mengelilingi semua sudut kota dan melakukan inspeksi kota-kota di wilayah Paniai, Deiyai dan Dogiay,” kata Sebby.

Sehari berikutnya, Senin (15/4/2024) kata Sebby, menurut laporan kelompoknya, TNI-Polri sudah menerjunkan kendaraan lapis baja berupa barakuda yang didatangkan dari Timika, ke Distrik Toyaimoti Aradide di tempat terbunuhnya Letda Oktavianus Sogolrey. “Dan menempatkan personel gabungan TNI-Polri dalam jumlah pasukan yang banyak ke wilayah tersebut,” kata Sebby.

Sedangkan di Nabire, di Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, juga sudah terpasang spanduk-spanduk yang menginformasikan tentang daftar pencarian orang (DPO) yang dituduh sebagai OPM di wilayah Meepago. Pada Selasa (16/4/2024), pasukan gabungan TNI-Polri, kata Sebby mulai melakukan penyisiran awal melalui udara menggunakan helikopter untuk mengintai titik-titik yang bakal dijadikan target penyerangan.

“Dua buah helikopter diterbangkan dari Bandara Enarotali ke wilayah yangmenjadi sasaran operasi di Paniai,” kata Sebby.

Pada hari yang sama, kata Sebby, laporan dari kelompoknya itu juga menyampaikan masyarakat biasa dari kalangan OAP, pun juga pendatang, sudah mulai keluar dari wilayah-wilayah yang diyakini sebagai target penyerangan TNI-Polri. 

“Rakyat sipil pribumi Papua, maupun non-Papua yang ada disekitar telah mengungsikan diri ke Enarotali, Masi, dan ke wilayah-wilayah aman lainnya yang berada di sekitaran (luar) Deiyai, Dogiyai, dan juga Nabire,” sambung Sebby.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement