Selasa 02 Apr 2024 06:29 WIB

Hasto PDIP Tuding Jokowi Restui Gibran Jadi Cawapres Sejak April 2023

Pada akhir April, keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan Mas Gibran menjadi cawapres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menuding, keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) penuh dengan kebohongan. Dia mendapatkan kesan itu ketika memanggil kader PDIP Gibran Rakabuming Raka untuk menjalani sidang disiplin di kantor DPP PDIP medio April 2023.

Menurut dia, saat pemanggilan terhadap Wali Kota Solo Gibran berlangsung, yang berlangsung menyampaikan kepada DPP tidak akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun pada akhirnya, keluarga Jokowi merestukan Gibran untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto sejak April 2023.

Baca: Terancam tak Dilantik, Caleg PDIP Suara Terbanyak di Jateng Datangi Kantor DPP

Fakta tersebut diperolehnya dari keterangan sejumlah pihak. "Pada akhir April, keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa Mas Gibran akan menjadi calon wakil presiden," ujar Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).

Hasto mengungkapkan kebohongan lain dari Gibran dalam sebuah rapat konsolidasi PDIP. Di forum tersebut, putra sulung Jokowi itu sempat ditanya oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri ihwal isu dirinya maju sebagai cawapres.

Saat itu, kata Hasto, Gibran juga mengaku tak akan maju di gelanggang kontestasi nasional. Namun akhirnya, semua orang tahun bahwa putra sulung Jokowi itu mendaftarkan diri di KPU RI, sebagai cawapres bersama Prabowo pada Oktober 2023.

Baca: Gagal ke Senayan, Ade Armando: Tuhan Belum Mengizinkan PSI

"Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika partai. Tetapi ketika berkhianat kepada konstitusi, kepada demokrasi yang berkeadilan rakyat apalagi nilai-nilai kejujuran seorang pemimpin itu pun dikorbankan maka ini menjadi suatu persoalan yang serius bagi kita sebagai bangsa," ujar Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement