REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto menilai, kemenangan satu putaran pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024, dapat menggairahkan investasi di Indonesia.
"Di bawah kepemimpinan calon presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto, investasi di Indonesia akan semakin moncer," kata Eko di Jakarta, Ahad (25/3/2024).
Baca: Mayjen Rui Duarte, Orang Kepercayaan Prabowo Jadi Warek Unhan
Dia menjelaskan, keyakinan itu tercermin dari banyaknya pemimpin negara di dunia, yang mengucapkan selamat kepada Prabowo sejak awal dinyatakan menang sekali putaran versi quick count hingga hasil resmi rekapitulasi nasional diumumkan KPU. Sehingga, hal itu dipercaya dapat meningkatkan kemitraan strategis bagi ekonomi Indonesia.
Menurut Eko, Prabowo memiliki keunggulan dari cara berpikirnya yang global dan strategis. Sehingga, hal itu menjadi daya tarik dan membuat para investor tidak ragu menanamkan investasinya ke Indonesia, meski di tengah situasi ekonomi global yang lesu.
Baca: Yuk Ikut Mudik Gratis ke Semarang dan Surabaya Naik Kapal Perang
Dia menyebut, kelak jika Prabowo resmi dilantik menjadi presiden bersama wakilnya Gibran, mereka dipercaya mudah meyakinkan investor global dengan ide strategis dalam membangun Indonesia maju ke depan yang disampaikan melalui forum internasional.
"Prabowo sering mengisi forum-forum internasional, gampang lah kalau misalkan mau menyampaikan hal-hal strategis Indonesia ke dunia internasional," ujar Eko.
Bahkan, kata dia, Prabowo dalam forum internasional juga sering tampil untuk menyampaikan ide strategis apalagi bisa diartikulasikan langsung. Dengan kemampuan bahasa asing Prabowo bagus sekali, menurut Eko, hal itu bisa membuat percaya diri investor.
Baca: Irjen TNI Letjen Mar Suhartono Digantikan Laksdya Dadi Hartanto
Eko menyarankan, untuk dapat menaikkan investasi yang masuk ke Indonesia secara deras, pemerintah Prabowo-Gibran juga harus menekan angka indeks Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia di bawah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, yakni sebesar 5 persen.
"Tentu usaha Pak Prabowo agar investasi terus mengalir bahkan lebih deras kalau ICOR kita harus lebih diredupkan, ini sudah angkanya sudah 6,7 persen tinggi sekali, harus dikembalikan setidaknya empat persen lah jangan ini jangan sampai lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi ICOR nya," ujar Eko.