Rabu 20 Mar 2024 21:25 WIB

Bank Indonesia Jabar Siapkan Rp 13,2 Triliun untuk Lebaran 2024

Uang tunai tersebut didistribusikan oleh tiga kantor Perwakilan BI di Jabar.

Warga melakukan penukaran uang rupiah baru di mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Rawa Bening, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan perbankan nasional dan mitra lainnya menyediakan layanan penukaran uang rupiah mulai 15 Maret hingga 7 April 2024 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyambut Ramadhan dan Idul Fitri 2024. BI menambah jumlah uang tunai yang bisa ditukar oleh masyarakat dari Rp 3,8 juta pada tahun lalu menjadi Rp 4 juta per orang.
Foto: Republika/Prayogi
Warga melakukan penukaran uang rupiah baru di mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Rawa Bening, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan perbankan nasional dan mitra lainnya menyediakan layanan penukaran uang rupiah mulai 15 Maret hingga 7 April 2024 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyambut Ramadhan dan Idul Fitri 2024. BI menambah jumlah uang tunai yang bisa ditukar oleh masyarakat dari Rp 3,8 juta pada tahun lalu menjadi Rp 4 juta per orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan bahwa pihaknya bersama perbankan menyiapkan uang tunai senilai Rp 13,2 triliun untuk kebutuhan penukaran uang periode Lebaran 2024. Uang tersebut didistribusikan oleh tiga kantor Perwakilan BI di Jabar.

"Melalui program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (Serambi), untuk se-Jawa Barat kita siapkan Rp 13,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan di Jabar yang kita salurkan ke tiap cabang kita," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhamad Nur di Bandung, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Muhamad Nur menjelaskan bahwa Rp 13,2 triliun dana tersebut didistribusikan oleh tiga kantor perwakilan BI di Jawa Barat. Ketiganya adalah Perwakilan BI Jabar di Bandung sekitar Rp 9 triliun, kantor Bank Indonesia di wilayah Cirebon sekitar Rp 3,2 triliun, dan Kantor Bank Indonesia di wilayah Tasikmalaya (Priangan Timur) sekitar Rp 1,9 triliun.

Pembagian ini, mempertimbangkan kebutuhan uang tunai di Jawa Barat yang paling tinggi 61,3 persen dari wilayah Priangan (di luar Bodebek), diikuti wilayah Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning) sebesar 23,7 persen, dan wilayah Priangan Timur sebesar 15 persen.

"Uang tunai sebesar Rp 13,2 triliun ini, juga lebih tinggi dari proyeksi kebutuhan uang masyarakat sebesar Rp 13,1 triliun yang mengacu pada 2023 lalu," ucapnya.

Layanan penukaran uang ini dilaksanakan di 306 titik yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat yang mencakup layanan penukaran di kantor perbankan di Jawa Barat, layanan kas keliling Bank Indonesia, penukaran di pusat keramaian seperti bandara, stasiun, terminal, dan rest area di beberapa ruas jalan tol.

"Khusus untuk layanan penukaran di kas keliling, masyarakat diharapkan melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui aplikasi PINTAR yang dapat diakses melalui laman https://pintar.bi.go.id," kata Muhamad Nur.

Khusus di wilayah Bandung Raya, masyarakat dapat melakukan penukaran di layanan terpadu yang bekerja sama dengan 14 bank dengan mobil kas kelilingnya, mulai tanggal 26 Maret sampai 2 April 2024, bertempat di halaman kantor Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Bandung.

"Melalui layanan penukaran terpadu ini, masyarakat dapat melakukan penukaran uang dalam bentuk paket senilai Rp 4 juta per orang yang terdiri dari kombinasi uang pecahan Rp 50 ribu sampai Rp 1.000," tuturnya.

Nur juga mengimbau kepada masyarakat agar dapat menukarkan uangnya di titik-titik lokasi penukaran uang yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, karena sudah terjamin pasti jumlahnya, dan pasti keasliannya.

"Kami juga mengajak warga Jawa Barat untuk bijak berbelanja sesuai kebutuhan, tidak berlebihan atau menimbun, dan memastikan kualitas setara dengan harga. Lalu bijak berbelanja produk dalam negeri, khususunya produk UMKM, dan juga bijak mengalokasikan uang rupiah secara tepat dengan cara berhemat dan membiasakan budaya menabung dan investasi. Serta menjaga kualitas uang dengan tidak melipat, meremas, mencoret, membasahi dan menstapler," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement