Sabtu 02 Mar 2024 01:30 WIB

Investasi di IKN Nusantara tak Terdampak Pemilu 2024

OIKN tunggu transisi antara pemerintahan Jokowi dengan pemerintahan berikutnya.

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono

REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM -- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebutkan investasi di Kota Nusantara, ibu kota negara Indonesia masa depan yang dibangun di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yakni Kecamatan Sepaku, tidak terdampak proses Pemilu 2024.

Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan, OIKN menunggu proses transisi yang baik antara pemerintahan Joko Widodo dengan pemerintahan berikutnya hasil Pemilu 2024.

Baca Juga

OIKN telah menjalin beberapa kolaborasi internasional. Di antaranya kerja sama dengan sejumlah universitas ternama di dunia untuk mengawal pembangunan Kota Nusantara.

"Sudah ada nota kesepahaman dengan Stanford University dan dua bulan ke depan akan ada peletakan batu pertama untuk membangun satu pusat ekosistem digital," ungkap Bambang.

Kemudian dalam beberapa pekan ke depan  bakal dilakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan fisik baru di Kota Nusantara tahap lima, terutama sektor perbankan. "Sektor yang paling banyak diminati adalah sektor hunian, teknologi dan energi," ujar Bambang.

Ada sekitar delapan perusahaan yang sudah memberikan dokumen komitmen awal untuk kerja sama (letter of intent/LoI) sektor hunian sudah menyelesaikan studi kelayakan dan kini dalam proses evaluasi.

Perusahaan itu di antaranya dari China dan Malaysia dengan investasi lebih kurang Rp 45 triliun dari nilai pengeluaran modal atau belanja modal (capex).

Investasi sektor teknologi untuk membuat ibu kota negara baru Indonesia menjadi kota pintar (smart city), kata dia, yang berminat antara lain dari Korea, Amerika Serikat, Prancis dan China. Negara dari Timur Tengah seperti Ini Emirat Arab dan Saudi Arabia juga sudah menyampaikan minat untuk investasi sektor energi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement