Kamis 29 Feb 2024 13:15 WIB

Billboard 'OTW Jakarta' Ternyata Bukan Iklan Ridwan Kamil Mau Nyagub di Jakarta

"Saya belum mau ikutan (Pilgub DKI Jakarta)," kata Ridwan Kamil.

Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto:

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, memprediksi akan terjadi perang bintang di Pilgub DKI Jakarta pada 2024. Selain dua nama yang dijagokan Golkar, di Partai Nasdem ada Ahmad Sahroni yang juga cukup menarik karena miliki elektabilitas menonjol di DKI Jakarta.

Dedi melanjutkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) punya Mardani Ali Sera yang juga menonjol, bahkan dari sisi partai PKS justru lebih berpeluang usung gubernur dibanding parpol lain. Kemudian lanjut Dedi, PDIP bisa saja usung tokoh lama seperti Basuki Tjahaja Purnama, atau Rismaharini. PPP juga bisa saja usung Sandiaga Uno. Di mana Sandi merupakan mantan Wagub DKI selama kurang lebih 2 tahun pada 2017-2019 lalu.

"Di luar parpol, masih ada Anies Baswedan, bagaimanapun Anies tetap miliki momentum," ujar Dedi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan mulai banyak tokoh yang ancang-ancang maju di Pilkada DKI 2024 ini bukanlah sesuatu yang mengherankan. Menurut Ujang, menjadi Gubernur DKI akan menjadikan nilai tawar seorang pemimpin jadi lebih tinggi ketimbang kepala daerah lainnya. Di mana dalam tiga Pilpres terakhir yakni 2014, 2019, 2024 selalu ada yang memiliki rekam jejak sebagai mantan gubernur dan mantan wakil gubernur DKI Jakarta.  

"DKI kan bergengsi, DKI punya magnet tersendiri, oleh karena itu menjadi gubernur DKI itu diperebutkan oleh banyak figur, banyak tokoh. Karena gubernur DKI itu jadi batu loncatan untuk menjadi capres," kata Ujang, Jumat (23/2/2024). 

Menjadikan posisi Gubernur DKI sebagai batu loncatan untuk menjadi capres dilakukan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia maju di Pilkada DKI 2012 lalu. Baru dua tahun menjabat Jokowi maju di Pilpres 2014 karena menjadi Gubernur DKI membuat elektabilitas Jokowi tinggi. Pada akhirnya Jokowi terpilih menjadi presiden dua periode.

 

Berikutnya pada 2019, giliran Sandiaga Uno yang saat itu menjabat wakil gubernur DKI maju di Pilpres. Sandiaga maju menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Namun kala itu Prabowo-Sandi kalah. Teranyar adalah Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas tinggi karena menjabat Gubernur DKI selama lima tahun.  

 

"Siapapun yang punya kapasitas silakan bersaing untuk Pilkada DKI. Soal nanti kalah menang, warga Jakarta memilih atau tidak, itu urusan lain," ucap Ujang.

 

photo
Ilustrasi Anies Resmikan Rusunawa DKI - (republika/mardiah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement