REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak bungsu Presiden Pertama RI, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra, mengisahkan pengalamannya diajak shalat Jumat pertama oleh ayahnya, Presiden Soekarno. Pengalaman cukup membekas dan menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya.
"Bisa saya gambarkan cara mendidik orang tua kami soal agama, kami tidak pernah diberikan les mengaji, karena di sekolah sudah ada pendidikan agama, dan bapak itu awal mula mengajak saya untuk shalat Jumat di masjid, saat saya kelas satu SD," ujar Guruh dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Diskusi sejarah lisan sebagai sumber sejarah dan materi film dokumenter tentang Presiden Soekarno digelar oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk melengkapi narasi tentang Presiden pertama RI tersebut dari kisah-kisah yang dituturkan oleh anggota keluarganya.
Guruh juga mengisahkan, mengenai pendalaman dari buku-buku dan pembelajaran kitab suci Alquran, itu merupakan inisiatifnya sendiri, dengan bantuan diskusi dan bimbingan dari ibunya untuk belajar membaca huruf Arab.
Ia juga menepis tuduhan yang sempat dilayangkan kepada Soekarno di masa Orde Baru, yang menganggap bahwa Bung Karno adalah orang yang kurang dari segi agama.
"Dalam perkembangannya kemudian, saya menyadari ketika tahun 1966 ketika Orde Baru mulai timbul, bahwa setelah peristiwa G30S, Bung Karno difitnah dan dituduh sangat dekat dengan komunis, PKI, sampai ada yang bilang Bung Karno dari soal agama itu kurang, di sini saya merasa bahwa hal itu sama sekali tidak benar," tuturnya.