Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, peristiwa yang terjadi di Rancaekek, kemarin sore merupakan puting beliung atau small tornado. Kesimpulan itu berdasarkan kecepatan angin berputar dan dampak yang ditimbulkan.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, angin puting beliung merupakan peristiwa fenomena alam dimana angin berputar dengan kecepatan kurang 70 kilometer per jam. Sedangkan untuk tornado lebih dari 70 kilometer per jam.
"Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di AAWS Jatinangor 36,8 Kilometer per jam," ucap dia melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (22/2/2024).
Teguh menyebut puting beliung merupakan small tornado. Menurut Teguh, masyarakat Indonesia sering menyebut small tornado merupakan puting beliung.
"Kalau tornado pasti dampaknya lebih dari 10 kilometer, sedangkan kemarin saya rasa 3 sampai 5 kilometer dampaknya," ungkap dia.
Selain itu, puting beliung di Rancaekek terjadi karena pertumbuhan awan cumulonimbus. Puting beliung merupakan dampak ikutan.
Humas BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan peristiwa puting beliung pada Rabu sore kemarin, terjadi di Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Selain itu di Kecamatan Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Hadi memerinci, sebanyak 13 unit bangunan pabrik terdampak dan 10 unit rumah rusak sedang di Kabupaten Sumedang. Sedangkan, 18 bangunan pabrik dan toko terdampak kerusakan, 223 rumah rusak ringan, 119 rumah rusak sedang dan 151 rumah berat di wilayah Kabupaten Bandung.
"Korban terdampak 412 kepala keluarga dan 12 orang luka serta 74 jiwa mengungsi di Sumedang. Di Kabupaten Bandung 1.359 jiwa dan 21 orang luka," kata dia.