REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, untuk mewaspadai kenaikan suhu udara yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Fenomena alam itu terjadi akibat adanya gerak semu matahari.
"Adanya pergerakan semu matahari dari belahan Bumi selatan mendekati garis khatulistiwa atau ekuator merupakan salah satu penyebab suhu udara mengalami peningkatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis (22/2/2024).
Teguh mengatakan berdasarkan hasil pengamatan cuaca yang dilakukan di Stamet Tunggul Wulung Cilacap bahwa suhu udara maksimum pada Februari mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2024 yang berada pada kisaran 32 derajat Celsius. Dalam hal ini, dia mencontohkan suhu udara maksimum di Cilacap dan sekitarnya pada periode 8-20 Februari 2024 tercatat mencapai 33 derajat Celsius.
"Bahkan, suhu udara maksimum yang terpantau di Stamet Tunggul Wulung hari ini 33,8 derajat Celsius. Pada 16 Februari juga tercatat 33,6 derajat Celsius, sehingga udara di sekitar Cilacap terasa sangat panas dan menyengat," katanya.
Kendati demikian, Teguh mengatakan suhu udara maksimum tersebut masih normal. Sebab, berdasarkan data klimatologis selama 30 tahun terakhir, suhu udara maksimum di Cilacap pada Februari 2013 pernah mencapai 34,5 derajat Celsius.
Secara klimatologis, menurut Teguh, bulan Februari mempunyai suhu rata-rata maksimum absolut harian tertinggi dibanding dengan bulan yang lain, yakni mencapai 33,7 derajat Celsius. Suhu maksimum yang panas ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Maret.
"Tetapi tentu tidak setiap hari," jelasnya.