Sementara itu, Dudung mengaku tak setuju dengan pernyataan Megawati tersebut. Menurutnya, TNI dan Polri masih netral. "Tidak ada lah kalau misalnya ada ketidaknetralan, dan saya yakin pimpinan TNI maupun Polri kalau ada anak buahnya tidak netral pasti dia tindak tegas," kata Dudung kepada wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (4/2/2024).
Menurut Dudung, pernyataan Megawati itu adalah tuduhan tidak berdasar dan tendensius. "Menurut saya, TNI-Polri tidak usah takut dengan ocehan-ocehan seperti itu, yakini aja bahwa kita netral, gitu," ujarnya.
Dudung lantas mempertanyakan mengapa Megawati tidak menyinggung ketidaknetralan Badan Intelijen Negara (BIN). Kepala BIN, Budi Gunawan diketahui dekat dengan Megawati.
Menurut Dudung, Megawati seharusnya juga meminta BIN netral dalam gelaran Pemilu 2024. "Kemarin tidak dibilang juga kok BIN-nya kok netral. Harusnya bilang juga dong BIN juga (harus) netral," ujar Dudung yang kini berstatus sebagai pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran itu.
Dudung menyebut, ketidaknetralan BIN tampak dalam kasus Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua Barat menandatangani pakta integritas untuk memenangkan capres Ganjar Pranowo dengan raihan suara 60 persen di Sorong, Papua Barat. Kasus tersebut membuat Brigadir Jenderal TNI Silaban dicopot dari jabatan Kabinda Papua Barat.
"Pernyataan tentang Kabinda itu salah satu (contohnya). Itu dari mana itu? Dari BIN kan? Harusnya Bu Mega juga ngomong begitu dong, kan begitu kan. Kalau (ketidaknetralan) TNI-Polri belum ada buktinya, belum ada faktanya. Saya yakin TNI-Polri tidak usah takut," ujarnya.