REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) di Sumatera Utara menyebutkan sekitar 300 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata Toba Caldera Resort selama 2023. "Kalau pengunjung ke tempat kita mencapai 300 ribu orang dan sekitar Rp 6 miliar uang yang masuk tahun lalu," ungkap Dirut BPODT Jimmy Bernando Panjaitan di Medan, Ahad (21/1/2024).
Ia mengatakan sekitar 90 persen pengunjung tersebut merupakan wisatawan domestik dan 10 persen wisatawan mancanegara. Umumnya, selain pemandangan keindahan Danau Toba, pengunjung ke Toba Caldera Resort ini juga menikmati berbagai permainan, seperti ATV, flying fox, panahan dan paint ball.
Kemudian beberapa pertunjukan, baik band maupun atraksi seni dan budaya dari sanggar tari sekitar wilayah destinasi wisata di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. "Paling banyak pengunjung berswafoto di Jokowi point, baik duduk di kursi maupun berdiri di tulisan The Kaldera Toba Nomadic Escape," kata Jimmy.
Kepala Divisi Komunikasi Publik BPODT Nelson Lumbantoruan menambahkan pihaknya terus mengembangkan berbagai fasilitas pendukung terhadap salah satu destinasi wisata ini. "Saat ini fasilitas yang kita persiapkan di The Kaldera Toba Nomadic Escape, seperti glamour camping (glamping), bobocabin, kafe, point UMKM, Jokowi point hingga wahana bermain anak-anak," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Toba Caldera Resort yang dikelola Badan Pengelola Otorita Danau Toba mendapat dua tambahan investor pada 2024. Kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan oleh Badan Pengelola Otorita Danau Toba dengan dua investor, yaitu TOCA Resort dan Mitra Jaya.
"Dari kerja sama itu, disepakati pada Lebaran 2024, TOCA Resort akan mulai membangun fasilitas tambahan berupa akomodasi sebanyak 20 unit," kata Sandiaga. Sedangkan Mitra Jaya, lanjut dia, pada akhir semester pertama atau Juni 2024 membangun fasilitas akomodasi yang ramah lingkungan guna menopang jumlah kunjungan wisatawan yang terus bertambah.
"Salah satu yang bisa menarik investor untuk berinvestasi adalah pariwisata hijau, karena pariwisata hijau saat ini banyak sekali permintaannya. Bukan lagi tipe pembangunan yang masif dari segi struktur. Tetapi, menyatu dengan alam,” ujarnya.