Rabu 21 May 2025 15:21 WIB

Status Geopark Toba Mau Dicabut UNESCO, Kemenpar: Kita Susun Site Plan

Pemerintah benahi pengelolaan dan fasilitas Geopark Kaldera Toba

Kompetisi olahraga air internasional F1Powerboat di Danau Toba, Sumatera Utara pada 2-3 Maret 2024.
Foto: Dok. InJourney
Kompetisi olahraga air internasional F1Powerboat di Danau Toba, Sumatera Utara pada 2-3 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berupaya membenahi pengelolaan dan fasilitas pendukung Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara, yang telah mendapat kartu kuning dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) karena pengelolaan dan sarana pendukungnya dinilai kurang baik.

Geopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO dalam pertemuan di Maroko pada September 2023 karena badan pengelolanya dinilai tidak memenuhi beberapa kriteria pengelolaan yang ditetapkan dan fasilitas pendukungnya kurang memadai.

Baca Juga

Geopark (Taman Bumi) merupakan suatu konsep menejemen pengembangan kawasan secara berkelanjutan yang memadu serasikan tiga keragaman alam yaitu keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity) yang bertujuan untuk pembangunan serta pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada asas perlindungan (konservasi) terhadap ketiga keragaman ini.

Kaldera Toba adalah kaldera terbesar di dunia yang terbentuk melalui “volcano-tectonic explosive.” Kawasan tersebut memiliki kekhasan seperti Andaliman, tanaman endemik Toba yang mengandung antimikroba dan antioksidan.

Di kawasan Toba Calderaterdapat 4 kelompok etnis, yaitu Batak Toba, Simalungun, Karo, dan Pakpak.

Sedang disusun

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto menyampaikan bahwa gambar denah penataan kawasan Geopark Kaldera Toba sedang disusun.

"Penyusunan site plan akan diselesaikan oleh Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopak bersama dinas yang menangani sumber daya energi dan mineral Provinsi Sumatera Utara," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah akan memanfaatkan dana alokasi khusus tahun 2024 sebesar Rp56,6 miliar untuk pembangunan sarana amenitas dan atraksi di daerah wisata bahari dan perairan maupun daerah wisata alam non-bahari di kawasan taman bumi.

Alokasi dana itu, ia melanjutkan, juga dapat digunakan untuk membangun sarana amenitas dan atraksi di daerah wisata budaya di perkotaan maupun perdesaan yang tersebar di delapan kabupaten di sekitar Danau Toba.

"Khusus dukungan untuk visibility geopark digunakan untuk membangun gapura atau gerbang utama geopark, totem geopark, dan papan interpretasi geopark di salah satu geosite Geopark Kaldera Toba, yaitu di Geosite Silalahi di Sabungan Kabupaten Diri," ia menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement