REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Memasuki pertengahan Januari 2024, belum semua areal sawah di Kabupaten Cirebon memulai musim tanam rendeng 2023/2024. Fenomena el nino yang terjadi pada 2023 lalu membuat musim tanam di daerah tersebut terpaksa mundur.
"Ya mundur, satu sampai dua bulan,’’ ujar Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, kepada Republika, Rabu (17/1/2024).
Tasrip menyebutkan, mundurnya musim tanam rendeng itu disebabkan fenomena el nino. Fenomena cuaca itu menyebabkan musim kemarau panjang sehingga membuat petani kesulitan memperoleh pasokan air untuk memulai musim tanam. "Waduk-waduk juga pada kosong,’’ ujar Tasrip.
Tasrip mengatakan, pasokan air baru masuk ke areal persawahan pada akhir Desember. Dia memperkirakan, tutup tanam kemungkinan baru akan terjadi pada akhir Februari. "Sekarang baru sekitar 10-15 persen,’’ terang Tasrip.
Mundurnya musim tanam itu seperti yang terjadi di Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon. Salah seorang petani setempat, Suwarna (48 tahun), mengatakan, musim tanam di desanya mengalami kemunduran satu hingga satu bulan setengah dari kondisi normal.
Suwarna menerangkan, saat ini dirinya bersama sejumlah petani di desanya baru selesai menyemai benih sekitar sepekan yang lalu. Benih tersebut dipastikan baru bisa ditanam pada pekan kedua Februari 2024. "Umur persemaian untuk bisa ditanam kan sekitar 30-35 hari. Jadi ya mundurnya satu bulan lebih karena tahun kemarin kita sudah tanam awal Januari,’’ terang Suwarna.
Suwarna mengakui, permulaan tanam pada pertengahan Febriari juga akan mendatangkan risiko banjir dan serangan hama. Pasalnya, saat itu curah hujan biasanya akan tinggi. "Tapi ya mau bagaimana lagi,’’ tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, hingga akhir Desember 2023 baru sebanyak 2.901 hektare lahan sawah yang sudah memulai musim tanam. Jumlah tersebut masih sedikit dibandingkan luas lahan sasaran tanam yang mencapai 21.612 hektare.
"Ya memang pencapaiannya masih sekitar 14 persen. Kondisi itu disebabkan fenomena el nino yang terjadi pada 2023,’’ kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Nina.