Ahad 24 Dec 2023 16:32 WIB

Wisatawan Dilarang Selfie di JLS, Polisi: Bikin Macet dan Berbahaya

Selfie di JLS membahayakan keselamatan dan memicu kecelakaan.

Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang terhubung ke Trenggalek (ilustrasi). Polres Trenggalek, Jawa Timur, meminta para pengendara yang melintas di JLS tak selfie karena bikin macet dan berbahaya.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang terhubung ke Trenggalek (ilustrasi). Polres Trenggalek, Jawa Timur, meminta para pengendara yang melintas di JLS tak selfie karena bikin macet dan berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Polres Trenggalek, Jawa Timur, meminta para pengendara yang melintas di jalur lintas selatan, baik untuk tujuan perjalanan biasa maupun berwisata agar tidak berswafoto di tepi jalan. Pasalnya aktivitas tersebut bisa membahayakan keselamatan dan memicu kecelakaan.

"Ini penting diperhatikan untuk antisipasi, agar risiko kecelakaan bisa diminimalkan," kata Kapolres Trenggalek, AKBP Gathut Sunu Supriyono di Trenggalek, Ahad (24/12/2023).

Baca Juga

Imbauan tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Gathut, aktivitas swafoto bisa memicu kemacetan lalu lintas.

Selain itu, jalur pansela (pantai selatan) yang baru kelar dibangun setahun terakhir itu memiliki karakter jalur cepat, sehingga kegiatan swafoto ataupun sekadar menyeberang jalan yang tidak hati-hati bisa sangat membahayakan keselamatan. "Kalau di JLS kerawanan laka lantas karena banyak masyarakat yang berhenti di pinggir jalan untuk berswafoto. Apalagi jalannya berkelok-kelok naik turun, sehingga jangan berhenti sembarangan. Foto saja di tempat yang sudah disediakan,” ujarnya.

Selain itu, Kapolres Gathut mengingatkan masyarakat, khususnya para pengunjung yang menikmati liburan Natal dan tahun baru agar tetap waspada potensi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor di beberapa ruas jalur perlintasan kendaraan maupun tempat wisata. "Untuk itu kita antisipasi. Selain pengamanan kegiatan keagamaan maupun kegiatan pergantian tahun, objek vital wisata, JLS hingga jalur rawan longsor jadi atensi," katanya.

Selama akhir tahun ini Kabupaten Trenggalek berpotensi dilanda bencana hidrometeorologi seiring potensi curah hujan intensitas ringan hingga sedang, terhitung mulai 18 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 merujuk ramalan cuaca BKMG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda. Namun melihat gangguan gelombang Rossby yang ada juga dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, banjir bandang, angin kencang hingga tanah longsor yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur, salah satunya adalah Kabupaten Trenggalek.

"Untuk itu tadi kita apel bersama dengan TNI–Polri, stakeholder lainnya, serta berbagai unsur lapisan masyarakat. Meliputi pemeriksaan sarana prasarana dan kesiapan personel," ujarnya.

Operasi yang berlangsung 22 Desember hingga 2 Januari 2024 itu melibatkan 250 personel gabungan yang tergabung dalam enam satuan tugas (satgas), yaitu satgas preemtif, satgas preventif, satgas kamseltibcarlantas, satgas gakkum, satgas humas dan satgas banops.

Gathut berharap, para personil bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan humanis."Semoga berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan-gangguan Kamtibmas," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement