Rabu 13 Dec 2023 15:53 WIB

Bunuh Diri Sekeluarga di Malang, Terungkap Pesan Ayah Ditulis Sebelum Pendarahan

Coretan di cermin tersebut mirip dengan tulisan WE saat mengajar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).
Foto: Republika/Wilda fizriyani 
Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi membuka satu per satu fakta kematian sekeluarga di Malang. Salah satu fakta yang dibuka adalah pesan sang ayah WE kepada anaknya sebelum meninggal.  

Menurut Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat, penyidik menemukan fakta adanya coretan yang diduga hampir mirip dengan tulisan korban WE. Berdasarkan keterangan saksi, coretan tersebut mirip dengan tulisan WE saat mengajar. 

Baca Juga

Kemudian juga terdapat buku agenda yang tertuliskan identitas WE. "Lalu, didukung dengan bukti bahwa di meja rias itu tidak ada ceceran darah. Artinya, di sini Bapak WE menuliskan pesan di kaca rias tersebut sebelum terjadinya pendarahan," ujarnya, Rabu.

Tulisan spidol itu tertera di cermin lemari. "Kakak jaga diri. Papa, mama, adik pergi dulu. Nurut uti, kung, tante, dan om. Belajar yang baik. Uang papa mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak."

Setelah pesan itu tertulis, WE kemungkinan besar menyayat sendiri pergelangan tangan sebelah kiri. Hal ini sesuai dengan hasil visum dokter yang menyatakan, WE meninggal karena terlalu banyak kehilangan darah. Lebih tepatnya karena putusnya pembuluh darah arteri dan vena di pergelangan tangan sebelah kiri. 

Sebelumnya, peristiwa dugaan bunuh diri terjadi di sebuah rumah kontrakan di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ketiga orang ditemukan meninggal merupakan pasangan suami istri WE (44 tahun) dan S (40 tahun), serta seorang anak perempuan ARE (12).

Adapun kronologis kejadian bermula saat AKE (12), saudara kembar dari korban meninggal ARE, berteriak meminta tolong kepada tetangga korban. Hal ini karena keluarganya menghilang sementara salah satu kamar di rumahnya tidak bisa dibuka. Mendapati hal tersebut, Galih (38 tahun), salah satu tetangga berinisiatif memeriksa kamar belakang dan berupaya mendobrak pintu dari luar.

Usai terbuka, didapati bahwa S dan ARE sudah dalam keadaan terbujur kaku terbaring di tempat tidur. Sementara itu, WE diketahui telentang di lantai merintih kesakitan dengan luka pendarahan di pergelangan tangan kiri.

Mengetahui hal tersebut, warga yang berdatangan kemudian membawa WE menuju ke Rumah Sakit Angkatan Udara Dr M Munir Lanud Abd Saleh untuk mendapatkan pertolongan. Namun, sesampainya di rumah sakit, korban WE dinyatakan telah meninggal dunia.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement