Selasa 12 Dec 2023 01:59 WIB

Analisis Survei: Pemilih Demokrat dan PAN tak Solid Dukung Prabowo-Gibran

Sebagian pemilih Demokrat dan PAN ada yang memilih paslon nomor 1 dan 3.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto berkampanye di Kota Padang, Sumbar, Sabtu (9/12/2023).
Foto:

Untuk angka elektabilitas partai politik, survei terbaru Poltracking Indonesia menghasilkan PDI Perjuangan (PDIP) masih yang terkuat. "Per awal Desember PDIP memimpin di angka 22,2 persen," kata Direktur Riset Poltracking, Arya Budi, Senin.

Di posisi kedua, ada Partai Gerindra yang meraih 18,39 persen. Disusul Partai Golkar 9,8 persen, PKB dengan 9,4 persen, Partai Nasdem dengan 8,5 persen, Partai Demokrat dengan 5,8 persen dan PKS dengan 5,1 persen.

Setelah itu, ada PAN dengan 4,5 persen, PPP 3,4 persen, Perindo 1,5 persen, PSI 0,9 persen, Partai Ummat 0,2 persen, PBB 0,2 persen, PKN 0,2 persen, Partai Gelora 0,2 persen dan Partai Buruh dengan 0,2 persen.

"Pada simulasi surat suara 18 partai politik, PDIP memperoleh elektabilitas 22,2 persen," ujar Arya.

Meski begitu, Arya mengingatkan, secara pergerakan dukungan terhadap partai politik menunjukkan beberapa perubahan. Misalnya, elektabilitas PDIP yang menunjukkan penurunan jika dibanding survei September 2023.

"Dia sempat lumayan tinggi di September, baru agak cenderung menurun, berakhir di 22,2 persen," kata Arya.

Selain itu, ia menerangkan, ada Partai Gerindra yang mengalami kenaikan. Lalu, Partai Demokrat dan PKS yang masih fluktuatif, PAN yang sempat turun pada awal tahun, tapi angkanya lumayan naik pada Juli 2023.

Untuk PPP, Arya menuturkan, elektabilitas mereka cenderung stabil. Sedangkan, partai baru seperti Perindo disebut fluktuatif, sempat naik, lalu turun, tapi menurun kembali setidaknya selama satu bulan terakhir.

Ia menyampaikan, sejak beberapa bulan lalu masyarakat Indonesia sudah disuguhkan balih-baliho maupun bendera-bendera partai politik. Namun, Arya menekankan, masih banyak responden yang belum menentukan pilihan.

"Tidak tahu atau tidak jawab ada sekitar 5,8 persen," ujar Arya.

photo
Jadwa dan Tema Debat Pilpres 2024 - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement