Senin 11 Dec 2023 19:40 WIB

Polisi Ungkap Fakta Baru: Panca Tulis 'Puas Bunda Tx For All' dengan Darahnya Sendiri

Pesan 'Puas Bunda Tx For All' ditemukan di lantai TKP pembunuhan anak di Jagakarsa.

Rep: Ali Mansur, Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Sebuah pesan misterius ditemukan di rumah lokasi empat bocah tewas terkunci di sebuah kamar di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).
Foto:

 

 

Pesan bertuliskan ‘Puas Bunda Tx For All’ yang ditemukan kepolisian di lantai rumah lokasi pembunuhan empat anak di Jagakarsa, dinilai dapat menjadi objek analisis untuk mengukur kejiwaan si penulisnya. Ahli grafologi Tessa Ayuningtyas Sugito menganalisis adanya indikasi perasaan dendam, impulsif, dan represi emosi yang tinggi dalam diri si penulis.

“Kalau dilihat dari tulisan itu, dari sisi grafologi, yang kelihatan adalah anxiety, kecemasan yang sangat tinggi,” begitu kata Tessa kepada Republika, Ahad (10/12/2023).

Grafologi merupakan cabang keilmuan forensik psikologis yang menjadikan tulisan tangan dari seseorang, sebagai objek analisa karakter, maupun kepribadian si penulisnya. Tessa, adalah salah-satu grafolog di Indonesia yang memiliki Certificate Hand Writing Analyst.

Tessa mengamati, tulisan ‘Puas Bunda Tx For All’ tersebut, juga menunjukkan karakter si penulis yang mengalami tekanan emosional. “Adanya represi emosi, kecenderungan memendam perasaan dari tulisan yang condong miring ke kiri,” ujar Tessa.

“Dan dari tulisan itu, menunjukkan tipe-tipe penulisnya yang pola pikirnya memiliki kecenderungan overthinking,” ujar Tessa, menambahkan.

Dia menerangkan, pada kasus yang ekstrem, kecemasan yang dialami si penulis, mampu menyebabkan gangguan fisik, dan gajala psikosomatis lainnya.  Dan kata Tessa, represi yang muncul dari karakter si penulis pesan tersebut, mampu memicu prilaku yang negatif terhadap diri sendiri, pun juga orang lain.

“Seperti agresi, mudah marah, kecenderungan melakukan kekerasan fisik dan verbal, bersikap manipulatif, depresi, bahkan berkeinginan untuk melukai diri sendiri,” kata Tessa.

Menurut Tessa, gabungan sifat-sifat yang terlihat dari pola tulisan berdarah tersebut menunjukkan kepribadian si penulisnya yang cenderung bertindak tanpa pikir panjang. 

“Gabungan dari traits (ciri-ciri karakter) yang muncul, memiliki potensi seseorang yang individual untuk mengambil keputusan yang impulsif,” kata Tessa.

Namun begitu, kata Tessa, analisisnya itu masih terbatas. Karena dikatakan dia, objek analisanya tersebut, baru sebatas tulisan pendek dengan media yang tak umum.

“Semisal ada bukti-bukti tulisan tangan yang lebih panjang, dengan media yang standar (tinta dan kertas) tentu akan menambah keakuratan analisanya,” begitu kata Tessa.

photo
Polisi mengabaikan banyak laporan KDRT. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement