Ahad 10 Dec 2023 22:36 WIB

Terinspirasi Prabowo, Warga Lombakan Bayi Gemoy

Kegiatan ini menjadi kampanye melawan gizi buruk.

Warga Kampung Pakuan Subang, Jawa Barat, menyelenggarakan Lomba Bayi Sehat dan Gemoy, Ahad (10/12/2023).
Foto: istimewa/doc humas
Warga Kampung Pakuan Subang, Jawa Barat, menyelenggarakan Lomba Bayi Sehat dan Gemoy, Ahad (10/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, 

JAKARTA – warga Kampung Pakuan Subang, Jawa Barat, menyelenggarakan Lomba Bayi Sehat dan Gemoy. Lomba ini diinspirasi oleh joget khas capres Prabowo Subianto. Joget ini adalah cara Prabowo merespon berbagai serangan dari lawan politiknya.

Lomba ini menarik perhatian warga. Dalam lima hari saja kegiatan yang diselenggarakan, Ahad (10/12/2023), ini diumumkan peserta membludak hampir 800 peserta. Lokasi lomba dipadati penonton, karena tiap peserta setidaknya diantar oleh tiga orang.

Salah satu panitia, Pap Godo, mengaku cukup kerepotan mengantisipasi soal konsumsi. “Sebenarnya untuk konsumsi itu sudah kita antisipasi. Misalnya, karena peserta terdaftar ada 800 orang, maka kita siapkan konsumsi makan itu untuk 1000 orang.         , ternyata yang datang membludak, karena tiap peserta diantar oleh minimal 3 orang,” kata Pap Godo.

Tokoh Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang hadir di acara itu, mengungkapkan rasa senangnya melihat respon warga yang antusias datang dari berbagai wilayah di Jawa Barat, baik sebagai peserta lomba maupun mereka yang sekedar hadir.  Di antaranya, ada yang dari Tasik, Bandung,  Cirebon, Cikarang Bekasi dan lain-lain.

Mengenai banjir peserta, caleg DPR RI dari Gerindra itu, mengatakan, bisa berbagai macam alas an. Bisa karena hadiahnya yang mencapai Rp.100 juta, atau bisa juga karena warga ingin sekalian liburan dan hiburan.

Apakah mungkin tingginya antusiasme warga itu sebagai bentuk dukungan kepada Prabowo karena ada kata gemoynya? Mantan bupati Purwakarta dua periode ini mengaku tak mau berspekulasi terlalu jauh.

“Yang pasti,  kegiatan ini bukan kampanye capres. Bahwa sebagian warga mendaftar karena tertarik ada kata gemoynya  yang nota bene identik dengan Prabowo, itu soal lain. Masa orang suka ke Pak Prabowo karena ada gemoynya harus dilarang,” tegasnya.

Yang pasti, lanjut Dedi, jika pun ada unsur kampanyenya, maka yang dimaksud adalah kampanye untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap ancaman gizi buruk buat anak-anaknya. Makanya, lanjut Dedi, yang dilombakan itu adalah Bayi Sehat dan Gemoy.

“Nah, bagaimana caranya agar anak kita itu sehat, itulah misi utamanya. Salah satunya dengan mengampanyekan ancaman gizi buruk,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement