Ahad 03 Dec 2023 15:28 WIB

LSI: PPP Lebih Strategis Fokus Pileg Ketimbang Pilpres

Toto khawatir elektabilitas PPP tidak akan lolos PT jika fokus memenangkan Ganjar

Direktur Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah. Toto khawatir elektabilitas PPP tidak akan lolos PT jika fokus memenangkan Ganjar
Foto: istimewa/doc pribadi
Direktur Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah. Toto khawatir elektabilitas PPP tidak akan lolos PT jika fokus memenangkan Ganjar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, menyarankan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebaiknya memilih fokus bekerja untuk pemilu legislatif (Pileg 2024). Posisi elektabilitas PPP rawan tak lolos PT (Parliamentary Threshold), sehingga sebaiknya energi mereka difokuskan untuk Pileg 2024 dibanding untuk Pilpres 2024.

“Sangat tidak strategis PPP harus buang energi untuk total memenangkan capresnya, Pak Ganjar. Mending fokus ke Pileg agar bisa lolos PT,” kata Toto, Ahad (3/12/2023).

Toto justru khawatir elektabilitas PPP tidak akan lolos PT jika fokus memenangkan Ganjar. Hal ini karena sebagai partai yang berbasis pemilih muslim tradisional, PPP akan mengalami kesulitan saat mengampanyekan Ganjar Pranowo yang kontroversial karena pengakuannya suka nonton film porno.

“Isu kontroversial ini pasti sangat sulit dijelaskan PPP, khususnya para calegnya di bawah. Kenapa? Karena mayoritas pemilih PPP itu adalah muslim tradisional yang pasti tidak setuju dengan pengakuan Pak Ganjar soal suka nonton film porno itu,” ungkapnya.

Menurut Toto,  pengakuan suka nonton film porno itu sangat sensitif di mata pemilih PPP. Karena itu, daripada PPP kena getahnya tidak dipilih karena tak suka dengan capres yang suka porno itu, lebih baik tak ikut-ikutan mengampanyekan capres. 

Dari data riset yang dilakukannya, lanjut Toto, isu suka nonton porno jauh lebih merusak elektabilitas ketimbang isu kemiskinan dan isu  Wadas di Jawa Tengah, dimana Ganjar sebagai gubernurnya. Hanya, yang menguntungkannya, belum banyak, tepatnya belum sampai 50 persen publik tahu isu itu. Dalam kontek inilah, Ganjar harus waspada dan tidak anggap sepele kasus suka porno tersebut.   

“Salah satu langkah penting dan cerdas dilakukan Ganjar saat ini adalah segera melakukan klarifikasi total soal isu itu. Dan akan mengundang simpati publik jika Ganjar juga segera meminta maaf kepada publik. Kenapa perlu, karena Ganjar saat mengatakan suka porno itu masih dalam posisi sebagai pejabat publik,” tegasnya.

Jika langkah itu tak dilakukan Ganjar, Toto menduga, isu tersebut akan terus menerus menjadi bahan gorengan lawan politiknya. Dan yang tak kalah penting, langkah Ganjar itu akan  sedikit meringankan beban PPP sebagai partai Islam yang mengusungnya, dimana pemilihnya menolak hal-hal yang berbau porno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement