REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden-Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memenuhi undangan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di kompleks Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor pada Sabtu (18/11/2023). Anies mendorong agar marwah kehidupan bernegara dikembalikan.
Anies mengamati adanya masalah dalam kehidupan bernegara. Salah satu aspeknya, lanjut Anies ialah masalah wibawa aparat penegak hukum (APH).
"Pengembalian marwah kehdiupan bernegara. Kami melihat pentingnya untuk bisa mengembalikan kewibawaan aparat penegak hukum," kata Anies dalam pidato sambutannya.
Anies mensinyalkan wibawa APH bermasalah ketika menyalahgunakan hukum. Padahal hukum mesti ditegakkan demi keadilan. Anies menyayangkan kalau hukum digunakan untuk menjegal pihak yang kontra saja.
"Tidak ada lagi ada kriminalisasi pada siapapun juga. (Seperti) Lawan politik, ulama, oposisi. Hukum bukan untuk politik tapi hadirkan rasa keadilan. Tujuan penegakkan hukum untuk keadilan," ujar Anies.
Anies juga mengungkapkan pentingnya menegakkan prinsip negara hukum di Tanah Air. Anies berjanji isu penegakan hukum akan jadi fokus perhatiannya.
"Kembalikan negara hukum bukan negara kekuasaan. Kami berkomitmen jalani itu," ujar Anies.
Diketahui, kegiatan Ijtima Ulama hari ini diadakan oleh tiga kelompok yaitu Front Persaudaraan Islam, Persaudaraan Alumni 212, dan Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama.
Para tokoh kelompok tersebut yang hadir ialah Ketua Majelis Syuro PA 212 Yusuf Martak, Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Slamet Maarif, Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin.
Tercatat, PA 212 dan GNPF Ulama menggelar Ijtima Ulama pada 2019. Tujuannya pun sama guna menentukan capres-cawapres yang didukung dalam hajatan Pilpres. Di 2019, kelompok tersebut mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.