REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenderal Agus Subiyanto diketahui menjalankan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test sebagai calon panglima TNI oleh Komisi I DPR. Kedatangannya ditemani oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.
Listyo mengatakan, ia mengantarkan Agus sebagai calon panglima TNI merupakan bagian dari tradisi. Termasuk bentuk sinergi dan soliditas antara TNI-Polri dalam menjalankan tugasnya ke depan.
"Kita harapkan setelah itu Pak Agus bisa menyelesaikan semua kegiatan yang memang harus dilaksanakan di DPR RI sampai dengan paripurna nanti. Dan setelah itu bisa dilantik menjadi panglima untuk bersama-sama melanjutkan sinergitas dan soliditas yang selama ini kita bangun bersama-sama," ujar Listyo di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/11/2023).
Yudo berharap, Agus dapat menjalankan uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I dengan baik dan lancar. Jika terpilih, ia akan melanjutkan estafet kepemimpinannya di TNI menggantikan dirinya.
"Saya yakin kita antar, Pak Kapolri, Pak KSAL, Pak KSAU, bahwa peralihan kepemimpinan di TNI tentunya sudah merupakan hal yang biasa. Karena memang saya memasuki masa purnatugas 26 November dan harus dilanjutkan, sehingga kepemimpinan TNI dapat keberlanjutan," ujar Yudo.
Dalam forum tersebut, ia menyampaikan visinya jika terpilih sebagai panglima TNI yang disingkatnya dengan sebutan PRIMA. "Guna terlaksananya semua tugas TNI yang telah ditetapkan, saya memiliki visi TNI yang PRIMA, yaitu TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif," ujar Agus.
Visi tersebut dalam rangka membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya gempur. Serta, guna menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang akan membahayakan integritas bangsa.
Adapun untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat lima misi yang dibawanya jika terpilih sebagai panglima TNI. Pertama, memelihara dan memantapkan profesionalisme sebagai alat pertahanan negara. "Dua, meningkatkan kemampuan perang yang responsif dalam menghadapi lingkungan strategis," ujar Agus.
Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kepolisian, kementerian, lembaga, dan komponen bangsa lainnya. Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Lima, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntunan tugas dan spektrum ancaman," ujar Agus.