REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana angin kencang mendominasi bencana di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu sebulan terakhir. Kondisi ini terjadi karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.
"Total ada sebanyak 46 kejadian bencana pada Oktober 2023," ujar Manajer Pusdalops, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Kamis (2/11/2023).
Rinciannya, bencana angin kencang sebanyak 24 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 12 kejadian, tanah longsor empat kejadian, gempa bumi empat kejadian, dan pergerakan tanah dua kejadian.
Bencana tersebut terang Daeng berdampak kepada 43 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 292 jiwa. Selain itu menyebabkan kerugian materiil berupa kerusakan rumah sebanyak 138 unit.
Rinciannya kata Daeng, rumah rusak berat dua unit, rusak sedang 38 unit, dan rusak ringan 98 unit serta terancam lima unit. Berikutnya berdampak pada fasilitas umum dan sosial sebanyak enam unit dan lahan seluas 18 hektare.
"Taksiran kerugian Rp 886 juta," ungkap Daeng.
Ia menuturkan wilayah terdampak bencana baik di utara dan selatan Kabupaten Sukabumi. Dari data yang ada lanjut Daeng, wilayah terdampak tersebar di 20 kecamatan dari 47 kecamatan.
Rinciannya yakni Kecamatan Nagrak delapan kejadian, Parakansalak lima, Gunungguruh lima, Warungkiara tiga, Cibadak tiga, Parungkuda tiga, Gegerbitung tiga, dan Kabandungan tiga dan Jampang tengah dua kejadian serta wilayah lainnya masing-masing satu kejadian.
BPBD kata Daeng mengimbau warga tetap mengantisipasi terjadinya bencana. Terlebih, saat ini akan memasuki musim penghujan yang berpotensi menyebabkan bencana longsor dan banjir.