Kamis 26 Oct 2023 19:28 WIB

Dasco tak Tahu Status Gibran di PDIP dan Fahri Jelaskan Penentuan Capres di KIM

Pemilihan Gibran dilakukan KIM untuk rrekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).
Foto: Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, pihaknya sudah memiliki perhitungan tersendiri terkait pemilihan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres). Tapi, Dasco belum dapat mengonfirmasi status cawapres Prabowo tersebut apakah masih kader PDIP atau tidak.

"Kami tidak masuk ke ranah itu tapi kita lihat syarat-syarat pendaftaran KPU, kan tidak ada yang melarang kalau kemudian kita tidak boleh ada kader atau anggota partai lain yang dicalonkan," kata Dasco kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/10).

Baca Juga

Dasco tidak dapat pula menjawab soal apakah Koalisi Indonesia Maju (KIM) sudah mendapatkan lampu hijau dari PDIP. Pasalnya, masalah itu diurus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan belum ada perkembangan. "Yang mengurus sekjen kebetulan, jadi saya belum tahu, nanti kita update," ujar Dasco.

Terkait peluang KIM merebut ceruk pemilih Presiden Jokowi, Dasco menyerahkan itu kepada publik. Termasuk, jika ceruk pemilih yang ditarget lewat Gibran itu beririsan dengan pemilih PDIP di Jawa Tengah, tentu menjadi keputusan pemilih.

Meski begitu, ia menekankan, tentu saja mereka memiliki strategi untuk mengoptimalkan itu. Namun, Dasco menyebut, strategi-strategi itu tentu tidak perlu dibagikan kepada publik, cukup dilaksanakan dengan baik.

"Namanya kontestasi pemilu pasti ada, pasti ada calon kandidat, tapi kan kita namanya strategi cukup buat kita aja," kata wakil ketua DPR tersebut.

Sementara itu, pencawapresan Gibran yang secara resmi diusulkan Partai Golkar di Koalisi Indonesia Maju (KIM) masih menuai polemik. Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengungkapkan, dinamika yang terjadi terkait masuknya Gibran.

Dia membenarkan, pada tahap-tahap awal memang ada nama lain, seperti Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa. Hal itu dirasa cukup wajar karena masing-masing partai politik yang tergabung dalam KIM memiliki kandidat tersendiri.

Setelah itu, dihelat diskusi yang diikuti semua ketum KIM. Setelah itu, kata Fahri, Prabowo meminta diskusi tentang pembahasan pasangan capres-cawapres di KIM dipertajam. Dimulai dari kesepakatan Prabowo sebagai capres KIM.

"Pertama, sepakat sudah, Pak Prabowo capres, tidak ada perbedaan. Kedua, siapa cawapresnya, ini yang kita bahas agak lama," kata Fahri di Jakarta, Kamis.

Fahri menerangkan, diskusi yang terjadi mengarah ke kesepakatan kalau sosok cawapres harus figur yang secara nyata merepresentasikan rekonsiliasi. Terutama, rekonsiliasi antara Prabowo dengan Joko Widodo (Jokowi). "Dan memang calon terkuatnya Gibran," ujar Fahri.

Sejak itu, ia menekankan, Gibran Rakabuming memang terus menguat dalam beberapa diskusi cawapres yang ada di KIM. Sayangnya, publik cuma melihat KIM menanti gugatan yang sedang berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK). "Nah, begitu menang, jadi klop," kata Fahri.

Dia menambahkan, tema rekonsiliasi memang kuat di KIM. Karena itu, sosok yang dirasa cocok mendampingi Prabowo sebagai cawapres harus yang cukup menjadi simbolisasi yang pernah ada antara Prabowo dan Jokowi.

Jika tidak mengambil dari PDIP, sambung dia, bisa pula mengambil orang yang didukung atau terasosiasi dengan Jokowi. Kebetulan, Gibran memiliki dua-dua, kader PDIP dan memiliki hubungan yang dekat dengan Jokowi. "Karena beliau adalah anak biologis dan ideologis dari Pak Jokowi, tentu akan didukung," ujar Fahri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement