Kamis 26 Oct 2023 00:20 WIB

Cerita Awal Mula 'Konflik' Jokowi dan Megawati Versi Adian Napitupulu

Hubungan Jokowi dengan PDIP kini dipertanyakan seusai Gibran jadi cawapres Prabowo.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Foto: Dok. PDIP
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri

Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu mengungkapkan awal masalah antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Permasalahan tersebut bermula dari penolakan PDIP terhadap permintaan Jokowi untuk memperpanjang jabatan.

Baca Juga

"Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui," ujar Adian lewat keterangannya, Rabu (25/10/2023).

PDIP menolak perpanjangan masa jabatan presiden, karena hal tersebut melanggar konstitusi. Sebab dalam  Pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 berbunyi, "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan."

"Kemudian, ada pihak yang marah ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini, menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita," ujar Adian.

"Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja," sambungnya.

Namun, cerita Adian dibantah oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani. Menurut Puan, Presiden Jokowi tidak pernah meminta kepada Megawati terkait tiga periode masa jabatan presiden.

"Nggak, nggak pernah setahu saya. Nggak pernah beliau meminta untuk perpanjangan tiga periode," ujar Puan di  Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Namun, ia menegaskan bahwa masa jabatan presiden adalah maksimal selama dua periode. Konstitusi tidaklah mengatur tiga periode ataupun perpanjangan masa jabatan presiden selama tiga tahun.

"Kalau kemudian ada perpanjangan itu mekanismenya dari mana? Kemudian seperti apa? Waktu itu kan tidak ada mekanisme yang kemudian memungkinkan untuk kita melakukan perpanjangan atau melakukan tiga periode," ujar Puan.

photo
Infografis Jabatan Presiden 3 Periode - (republika/kurnia)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement