REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Edy Suranta Sitepu meminta maaf atas insiden gas air mata yang mengenai sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Purwanegara 1 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
"Saya akan menjelaskan soal berita yang mungkin hari ini viral terkait adanya anak sekolah di salah satu SD yang dilaporkan matanya perih dan tenggorokannya kering karena dampak latihan rutin yang dilaksanakan anggota Polresta dan Brimob di Lapangan Brimob," kata Edy Suranta di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengakui salah satu materi latihan yang dilakukan personel polresta dan Brimob adalah penggunaan pelontar laras licin, yaitu gas air mata.
Edy mengatakan pada Jumat pagi pukul 08.30 WIB dilakukan latihan laras licin menggunakan gas air mata, dilanjutkan dengan latihan-latihan pengendalian massa. "Pada saat berlangsungnya latihan, salah satu instruktur mendapatkan telepon dari salah satu guru bahwa anak-anak matanya perih dan tenggorokannya kering sehingga instruktur dan perwira Polresta Banyumas mendatangi sekolah tersebut, kemudian melakukan langkah-langkah untuk membawa ke puskesmas," jelasnya.
Setelah mendapatkan penanganan, lima anak yang dibawa ke puskesmas telah kembali ke rumah masing-masing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, ia selaku Kapolresta, memohon maaf atas kejadian ini. "Karena melibatkan atau mengakibatkan adanya anak siswa SD yang matanya perih dan ada lima orang yang mendapatkan perawatan dibawa ke puskesmas," tegasnya.
Lebih lanjut, Kapolresta mengatakan, ia dan jajaran sudah berkoordinasi dengan instruktur latihan agar ke depan dilakukan evaluasi. Khusus untuk latihan penggunaan gas air mata jika dilaksanakan pada jam sekolah, lokasi latihannya akan dialihkan ke tempat lebih aman.
"Langkah-langkah kami ke depan, kami memantau kesehatan anak-anak ini dan tentu kami akan mengirimkan tim kesehatan kami ke anak-anak yang tadi sempat dibawa ke puskesmas," ungkapnya.
Anak SD menangis