Kamis 12 Oct 2023 20:38 WIB

Yusril Keberatan Setelah Tahu Prabowo akan Konsultasikan Nama-Nama Cawapres ke Jokowi

Menurut Yusril, Prabowo tak perlu meminta restu Jokowi dalam menentukan cawapres.

Rep: Febryan A, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra ketika bertemu awak media di sebuah restoran di kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2023). Yusril membeberkan dinamika penentuan cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Foto:

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, jika MK mengabulkan gugatan terkait usia minimal capres-cawapres, putusan itu tak semata-mata menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo Subianto. Namun, bukan tidak mungkin akan memicu konfrontasi antara Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

Jika MK mengabulkan gugatan tersebut, restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Gibran menjadi satu kunci penting jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dan jika Jokowi merestui Gibran menjadi bakal cawapres dari Prabowo, akan ada hubungan yang beririsan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Pertanyaannya apakah Pak Jokowi mengizinkan? dilihat apakah Gibran dapat memenangkan Pak Prabowo atau tidak? Dan hubungan Pak Jokowi dengan Ibu Mega, kalau misalnya Prabowo-Gibran jadi didaftarkan artinya Presiden Jokowi mengizinkan, ya kita bisa menyaksikan konfrontasi yang makin dalam antara Presiden Jokowi dan presiden Megawati," ujar Burhanuddin dalam analisisnya yang diunggah di akun Youtube Indikator Politik Indonesia, Kamis (12/10/2023).

Jika Gibran direstui sebagai bakal cawapres dari Prabowo, ia berpotensi menjadi aset elektoral bagi Menteri Pertahanan itu. Sebab, pendukung Wali Kota Solo itu beririsan langsung dengan basis pemilih Jokowi dan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Suara Gibran diambil dari basis pendukung Pak Jokowi yang beririsan dengan PDI Perjuangan, jadi suara-suara di basis atau kantong Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dan Jawa Timur kemungkinan besar yang akan tergerogoti, kalau misalnya Gibran tampil sebagai aset elektoral," ujar Burhanuddin.

"Dan itu yang menjelaskan penolakan-penolakan besar, terutama dari elite PDI Perjuangan sejak munculnya Gibran sebagai calon wakil presiden Pak Prabowo. Jadi poin saya adalah belum tentu Gibran akan serta merta menjadi cawapres Pak Prabowo, meskipun MK mengabulkan," sambungnya.

Kendati demikian, ia menilai bahwa Gibran dapat menjadi titik tengah untuk Koalisi Indonesia Maju. Jika terpilih, Wali Kota Solo itu tentu sudah mengantongi restu dari Jokowi dan tak berasal dari partai politik pengusung Prabowo.

Sebab ia melihat adanya deadlock di Koalisi Indonesia Maju, karena partai politik di dalamnya mengusulkan nama pendamping Prabowo. Partai Golkar mendorong Airlangga Hartarto, Partai Amanat Nasional (PAN) mengusulkan Erick Thohir, dan Partai Bulan Bintang (PBB) mengajukan Yusril Ihza Mahendra.

"Nah Gibran itu menjadi titik temu di situ, karena dia bukan berasal dari partai pendukung Pak Prabowo, tetapi pertanyaannya apakah Pak Jokowi mengizinkan," ujar Burhanuddin.

photo
Karikatur Opini Republika : Musim Tanam Janji - (Republika/Daan Yahya)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement