Selasa 10 Oct 2023 19:12 WIB

Meski Kualitas Udara Masuk Kategori Sedang, Warga di Padang Diimbau Tetap Pakai Masker

Kualitas udara di Padang masuk kategori sedang, namun sudah mendekati tidak sehat.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Qommarria Rostanti
Warga memakai masker saat kabut asap menyelimuti Kota Padang, Sumatra Barat.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warga memakai masker saat kabut asap menyelimuti Kota Padang, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Indeks kualitas udara di Kota Padang pada Selasa (10/10/2023) berada di level sedang. Meski begitu, kelompok sensitif seperti lansia, ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang punya penyakit bawaan agar memakai masker bila beraktivitas di luar ruangan.

"Kelompok sensitif sebaiknya mengurangi aktivitas outdoor," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Asben Hendri.  

Baca Juga

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dari aplikasi ISPUNet milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) mencapai angka 99. "Angka 99 menunjukkan kualitas udara masih dalam kategori sedang namun sudah mendekati tidak sehat. Berdasarkan ISPUNet, kualitas udara masuk kategori tidak sehat bila mencapai angka 101," kata Hendri.

Warga Padang mulai resah dengan kondisi udara di Padang pada beberapa pekan terakhir. Partikel debu terlihat menumpuk di sekitar rumah warga.

Melisha (32) salah satu warga Kubu Dalam, Kota Padang, menyebut, debu yang dibawa kabut asap begitu nyata terlihat ketika dirinya memarkirkan mobil di luar ruangan. "Coba parkirkan mobil setengah hari saja, itu kelihatan debu menumpuk. Jadi kami khawatir bila anak-anak bermain di luar ruangan," kata Melisha kepada Republika.co.id.

Melisha memiliki dua orang anak yang keduanya sudah masuk sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dia selalu khawatir bila anaknya di sekolah dibiarkan oleh guru beraktivitas di luar ruangan. Untuk mencegah hal itu terjadi, Melisha harus memantau anaknya di sekolah selama aktivitas belajar berlangsung.

"Kita yang khawatir. Anak-anak kalau sudah bermain tentu tidak mau hanya diam di dalam ruangan. Kondisi udara lagi seperti ini kan bahaya," ujar Melisha.

Kusnadi, warga Nanggalo Kota Padang juga mengeluhkan hal yang sama. Yang dikhawatirkan Kusnadi bukan tentang dirinya, tapi anak-anaknya yang masih sekolah tingkat SD dan SMP.

"Kalau kita sudah terbiasa sejak zaman covid disiplin memakai masker. Kalau anak-anak kadang susah diatur," ujar Kusnadi.

Kusnadi menyarankan Pemerintah Kota Padang atau Pemprov Sumbar supaya mulai memikirkan teknologi modifikasi cuaca di Kota Padang. Supaya di Kota Padang hujan lebih teratur turun yang dapat menghanyutkan kabut asap. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement