REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang siswa laki-laki berinisial D (16) kelas IX SMPN 132, Cengkareng, Jakarta Barat tewas karena terjatuh dari jendela yang ada di lantai empat sekolah pada kemarin (9/10/2023). Dalam hal ini, pihak sekolah angkat bicara mengenai kejadian yang menimpa siswanya tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 132 Jakarta Endang Sukesi mengatakan salah satu siswanya terjatuh dari jendela belakang sekolah saat jam istirahat sekitar pukul 09.30 WIB. Ia mengaku saat itu ia sedang di ruangannya karena ada tamu.
"Jadi, 5 menit sebelum masuk kelas. Ada berita anak terjatuh, tidak sadarkan diri. Kita ambil langkah cepat dan langsung ke Rumah Sakit (RS) Grha Kedoya, Jakarta Barat," kata Endang saat ditemui Republika di SMPN 132, Jakarta Barat pada Selasa (10/10/2023).
Ia menjelaskan saat di RS secepatnya diambil tindakan sampai memakai alat pemacu jantung. Namun, sayangnya siswa tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal.
Ia tidak menyangka hal ini terjadi kepada siswanya yang dikenal humoris dan pandai beradaptasi dengan teman-temannya di sekolah.
"Yang jelas aktif, humoris sering menghibur. Anak ini orang tuanya sudah berpisah. Sehingga jika di sekolah ia meminta perhatian lebih. Saya mantan Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah ini. Jadi, paham banget," kata Endang.
Ia menjelaskan siswa tersebut merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Kebetulan, adiknya yang juga berjenis kelamin laki-laki sekolah di sini. Adiknya saat ini kelas VII.
"Saat adiknya mengetahui kakaknya jatuh panik sekali. Karena mereka satu sekolah sering bareng ke sekolah kan," kata dia.
Saat kejadian, Endang mengaku ia sedang bersama teman-temannya. Namun, Endang belum ketemu dengan ketiga teman tersebut dan menanyakan apa yang terjadi saat itu.
"Saya belum ketemu dengan ketiga saksi tersebut teman korban. Konsentrasi saya kemarin mengurusi korban sampai di pemakaman," kata dia.
Republika pun meminta izin untuk ke lantai empat sekolah untuk melihat jendela yang membuat siswa tersebut jatuh. Namun, tidak diizinkan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan pantauan Republika, SMPN 132 hari ini sepi karena telah diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga hanya ada guru-guru. Sekolah tersebut dekat dengan pemukiman warga. Republika pun keliling di lantai satu sampai belakang sekolah, banyak barang dan gudang yang tidak terurus.
Sekolah tersebut dari depan terawat dan bersih. Namun, saat Republika menyusuri ke belakang sekolah terdapat banyak jendela yang bolong dan tidak dibatasi apapun. Bahkan, ada kaca jendela yang sudah copot.
Tidak hanya itu, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pun yang ada di belakang sekolah sudah ada garis polisi dan ditaburi bunga. Warga pun tetap berlalu lalang seperti biasa. Anak-anak di lingkungan tersebut bahkan main di sekitar TKP.