Selasa 10 Oct 2023 15:25 WIB

BMKG Sebut Jawa-Nusa Tenggara tak Lama Lagi Masuk Pancaroba, Tanda-Tanda Bakal Hujan?

Jawa dan Nusa Tenggara dipastikan memasuki musim hujan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BMKG , Dwikorita Karnawati.
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kepala BMKG , Dwikorita Karnawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, secara umum sebagian besar wilayah di selatan ekuator, seperti Jawa hingga Nusa Tenggara, akan memasuki periode peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau pancaroba pada periode Oktober menuju November. Sebagian besar awal musim hujan diprediksi akan terjadi sekitar November.

“Secara umum pada periode Oktober menuju November ini, sebagian besar wilayah di selatan ekuator seperti Jawa hingga Nusa Tenggara ini akan memasuki periode peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau pancaroba. Dan mulai memasuki awal musim hujan sebagian besar sekitar November,” kata Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, kepada Republika.co.id, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga

Lebih perinci dia menerangkan, secara umum, saat ini wilayah Sumatra bagian tengah hingga utara, sebagian Kalimantan bagian utara dan sebagian besar Papua telah memasuki awal musim hujan. Wilayah Jambi, Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur diprediksi akan memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober dasarian III atau hari ke-10 ketiga pada bulan itu.

“Sedangkan wilayah Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Maluku diprediksi akan memasuki awal musim hujan pada  November dasarian I hingga Desember dasarian III,” ujar dia.

Kemarin, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, pihaknya memprediksi kemarau panjang akan berakhir secara bertahap dimulai dari Oktober akhir. Secara bertahap, hujan akan mulai turun pada November dengan wilayah yang berada di khatulistiwa hingga Indonesia bagian Selatan akan relatif mengalami keterlambatan.

“Prediksi kami kemarau panjang ini akan berakhir secara berangsur, bertahap, di bulan Oktober akhir. Dan mulai transisi hujan itu November,” ujar Dwikorita usai menghadiri Rapat Koordinasi Khusus TIngkat Menteri tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023).

Lebih lanjut Dwikorita menerangkan, transisi hujan pada November itu pun tidak secara serentak terjadi di seluruh Indonesia, melainkan secara bertahap. Wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta wilayah Indonesia bagian Selatan akan relatif lebih terlambat dengan wilayah-wilayah Indonesia pada bagian lain.

“Tidak serempak. Secara bertahap, terutama yang relatif terlambat Indonesia bagian Selatan. Sekarang (Indonesia bagian) Utara sudah mulai hujan, tapi (wilayah di sekitar) khatulistiwa ke Selatan belum. Diprediksi sekitar November mulai hujan. Jadi, kemarau panjang ini sebagian besar wilayah Indonesia sesuai prediksi November berakhir,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement