Senin 09 Oct 2023 10:59 WIB

Antusias Tim Indonesia dalam Menghadapi Gelaran ISC 2023 Pascapandemi

Lomba ISC menekankan pemahaman mendalam mengenai konsep-konsep sains.

Setelah melewati berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19, Tim Indonesia Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dengan semangat menghadapi International Science Competition (ISC) 2023.
Foto: Klinik Pendidikan MIPA
Setelah melewati berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19, Tim Indonesia Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dengan semangat menghadapi International Science Competition (ISC) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah melewati berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19, Tim Indonesia Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dengan semangat menghadapi International Science Competition (ISC) 2023. Kompetisi prestisius untuk level pemula di bidang sains ini diselenggarakan pada tanggal 8-11 Oktober 2023 di Bogor, Jawa Barat Tim Indonesia yang berjumlah 33 siswa ini merupakan siswa terpilih dari berbagai sekolah di Indonesia, yang telah melewati seleksi dari berbagai program yang diadakan KPM.

Tercatat, lebih dari 200 peserta yang mengikuti seleksi. Peserta ISC ini berasal dari hasil seleksi terbuka, peraih medali Kompetisi Sains Nalaria Realistik (KSNR), dan siswa kelas berbakat IPA. Kepala Bagian Lomba KPM, Tri Jumsari, mengatakan, sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam ajang ISC 2023. Pandemi sempat menjadi tantangan dalam mengasah kemampuan sains dan bersilaturahmi antarnegara.

Baca Juga

"Namun, saat ini kami akan memberikan yang terbaik dalam kompetisi ini. Kami berharap bisa kembali memboyong prestasi yang membanggakan bagi Indonesia,” kata Tri.

Sementara itu, Komite Akademik Pembinaan ISC, Andri Imam Munandar, mengatakan, selama pembinaan atau pembekalan, tim Indonesia dilatih memahami soal-soal dengan konsep pemahaman yang lebih mendalam dan mampu menghubungkan suatu fenomena di alam yang terjadi dari sudut sains. Andri menjelaskan bahwa Lomba ISC terdiri dari individual contest dan team contest.

“Lomba Individu terdiri lomba teori. Sedangkan untuk lomba tim terdiri dari lomba teori dan eksperimen,” kata Andri.

“Lomba ISC menekankan pemahaman mendalam mengenai konsep-konsep sains yang terdiri dari Biologi, Fisika, Kimia, dan Kebumian atau kombinasi dari bidang-bidang tersebut. Sehingga hal ini akan membuat peserta terpacu dan mengetahui lebih tentang ilmu sains,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Team Leader Indonesia, Vega Oktaviana menjelaskan persiapan tim Indonesia menuju ISC. “Peserta Indonesia telah melalui perjuangan intens setelah terpilih. Di antaranya mempelajari soal kompetisi dan simulasi soal. Mereka terlihat berpartisipasi dengan baik dan mereka sangat antusias untuk mempersiapkan.

“Selain itu, sehubungan Indonesia sebagai tuan rumah, kami tentunya berusaha agar mendapatkan hasil maksimal di dua kompetisi, yakni individual contest dan team contest project. Kita ingin memberikan menunjukkan bahwa kita tak hanya mahir secara individu, tetapi kompak secara tim,” ujarnya.

Vega berharap semoga tim Indonesia meraih prestasi yang terbaik dalam kompetisi ini. “Apapun hasilnya, tentu selain prestasi kita ingin membangun pengalaman dan kepercayaan diri anak-anak bahwa mereka telah menjadi bagian dari tim Indonesia di ajang internasional,” ujar Vega.

Pembinaan persiapan International Science Competition selama 4 hari 3 malam telah memberikan pengalaman berharga bagi siswa Indonesia. Hal tersebut diungkapkan siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, M Al-Fatih Nur Royyan.

“Sangat senang karena mendapat kenalan teman baru dan belajar ilmu baru. Seru juga gak cuma belajar, ada games keakraban. Terima kasih buat Mamah Papah, Bapak Ibu Guru yang sudah support Fatih,” ujar pemilik hobi bermain bola ini.

Hal senada juga diungkapkan Albie Kresna Aryasuta, bikin semangat ikut ISC supaya bisa membanggakan orang tua dan sekolah. Mudah-mudahan bisa dapat pengalaman lomba internasional lebih banyak.

"Kegiatan pembinaan juga sangat menyenangkan bisa belajar bersama dan ibadah bersama,” ujar siswa SMP Al-Azhar Syifa Budi Legenda Bekasi.

Bagi Cantika Aurelia Munandar menjelaskan tips dan persiapan selain belajar dalam mempersiapkan ISC. “Di pembinaan bersyukur sekali, selain belajar yang rutin. kita semua diajak ibadah berjamaah. Mulai dari ibadah wajib maupun sunah. Mudah-mudahan aku berharap bisa mendapatkan ilmu bermanfaat dan berkah hasilnya,” ujar pelajar SD Muhammadiyah Condongcatur Yogyakarta ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement