Dinas Gulkarmat DKI mencatat ada sebanyak 556 kasus kebakaran pada sepanjang Agustus hingga September 2023 atau selama berlangsungnya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Fenomena El Nino dan IOD positif disebut telah memicu peningkatan suhu udara ekstrem.
Adapun berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino dan IOD positif mengakibatkan musim kemarau 2023 menjadi lebih kering. "BMKG memprediksi kemarau ekstrem yang berlangsung sejak di bulan Agustus dan akan berakhir pada Oktober 2023," kata Kepala Dinas Gulkarmat DKI, Satriadi Gunawan.
Satriadi menuturkan, dengan kondisi cuaca ekstrem dan kekeringan yang parah itu, ada ratusan kebakaran terjadi di wilayah Jakarta. Kebakaran itu dialami mulai dari beragam jenis bangunan, sampah, hingga tumbuhan.
"Tercatat telah terjadi 556 kasus kebakaran selama periode Agustus hingga September 2023," tutur Satriadi.
Perinciannya, objek yang terbakar, yaitu bangunan perumahan sebanyak 131 kejadian, sampah 118 kejadian, tumbuhan 88 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 71, instalasi luar gedung 69 kejadian, kendaraan 21 kejadian, lapak sembilan kasus, bangunan industri lima insiden, dan lainnya 39 kejadian.
Dia menuturkan, ada beberapa faktor dugaan penyebab terjadinya ratusan kebakaran pada musim ekstrem 2023 tersebut. Diantaranya karena listrik sebanyak 225 kasus, membakar sampah 143 kasus, rokok 53 kasus, gas 32 kasus, dan lainnya 100 kasus.
"Penggunaan listrik masih menjadi faktor terbesar penyebab terjadinya kebakaran di DKI Jakarta," ujar Satriadi. Dia melanjutkan, musim kemarau juga berdampak berkurangnya sumber air untuk proses pemadaman api di lokasi kebakaran.